NUSANTARANEWS.CO – Istilah “Gali Lubang Tutup Lubang” menjelaskan tentang kondisi tidak berdayanya seseorang untuk membiayai dirinya sehingga hidupnya bertumpu paada hutang. Untuk membayar hutangpun harus menggunakan uang hasil hutangan yang lain.
Hal itu yang menjadi gambaran atas kebijakan menteri keuangan Sri Mulyani dalam mengatasi jatuh tempo utang luar negeri (ULN) saat ini. Rencana itu, ditolak mentah-mentah anggota komisi XI DPR fraksi PDIP Eva Sundari.
Eva berharap Sri mencari langkah lain dengan tidak menutup hutang dengan uang pinjaman.
“Tindakan Menkeu akan membuat keadaan negara semakin menyedihkan. Reformasi pajak harus sukses untuk menyehatkan fiskal. Saya setuju utang, tapi untuk pengeluaran kapital, bukan untuk bunga. Ini sangatlah tidak produktif,” kata Eva di gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Eva mengatakan kehadiran Sri Mulyani sebagai bagian terbaru dari kabinet kerja pemerintah dapat melakukan terobosan yang memberi solusi dalam menjawab persoalan utang luar negeri. Diantaranya, kata dia, bagaimana mencari kembali sumber pembiayaan dari investasi atau utang lunak jangka panjang.
Dengan melakukan pinjaman kembali, lanjut Eva, justru akan menumpuk resiko beban utang negara. Selanjutnya, ucap Eva, negara akan mengalami defisit keuangan.
“Ya doakan saja tax amnesty sukses. Investment luar dan didalam. Aakan nggojrok dan kita tunggu sampai Maret tahun depan,” ungkapnya. (Hatiem/Red)