Berita UtamaLintas NusaSpiritualTerbaru

PCNU Nunukan Dengan Lanal Nunukan Gelar Sholat Ghaib Untuk Awak KRI Nanggala 402

PCNU Nunukan dengan Lanal Nunukan Gelar shalat ghaib untuk awak KRI Nanggala 402.
PCNU Nunukan dengan Lanal Nunukan Gelar shalat ghaib untuk awak KRI Nanggala 402/Foto: Pelaksanaan Sholat Ghaib yang dilakukan PCNU Nunukan bersama dengan Lanal Nunukan di Pondok Pesantren Ibadurrahman, Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (26/4).

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – PCNU Nunukan dengan Lanal Nunukan Gelar shalat ghaib untuk awak KRI Nanggala 402. Duka atas gugurnya para prajurit awak KRI Nanggala 402 bukan hanya dirasakan oleh keluarga atau TNI AL saja. Rasa kehilangan juga dirasakan oleh seluruh komponen bangsa termasuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Berbagai Amaliah dilakukan warga Nahdliyin di seluruh Indonesia sebagai bentuk bela sungkawa dan upaya mengetuk pintu langit demi syahidnya para prajurit yang gugur tersebut.

Demikian pula dengan yang dilakukan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Nunukan. Bersama Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Nunukan, para pimpinan PCNU Nunukan dan seluruh pimpinan Badan Otonomnya mengelar rangkaian istighosah berupa sholat ghaib dan doa bersama di Pondok Pesantren Ibadurrahman, Nunukan, Senin (26/4).

Baca Juga:  Polres Pamekasan Sediakan Bantuan Kesehatan Gratis untuk Petugas KPPS Pasca Pemilu 2024

Ketua PC NU Nunukan, Drs. H Imam Malik menuturkan bahwa kegiatan tersebut selain instruksi dari PBNU, juga spontanitas dari warga Nahdliyin yang ada di Nunukan. Menurutnya, gugurnya para awak KRI Nanggala 402 tersebut merupakan ujian bagi bangsa Indonesia tak terkecuali masyarakat Nunukan.

“Terlebih Nunukan ini adalah wilayah perairan yang selama ini  dijaga oleh TNI AL. Maka gugurnya para prajurit awak KRI Nanggala 402 itu serasa bagaikan kehilangan keluarga sendiri,” tutur Imam Malik.

Namun dibalik itu, Imam Malik meyakini bahwa para prajurit yang gugur tersebut tercatat sebagai syuhada. Hal tersebut, ungkap Imam, dalam pandangan Nahdlatul Ulama, siapapun yang gugur dalam mempertahankan kedaulatan NKRI, maka sama dengan mati syahid.

“Hadratusyaih Hasyim Asy’ari pernah menyampaikan bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Sementara para prajurit TNI AL yang gugur dalam KRI Nanggala 402 itu sedang mengemban tugas menjaga kedaulatan negara. Untuk itu tidak berlebihan jika kami menganggap mereka sebagai Syuhada,” tandasnya

Baca Juga:  Ramadan, Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Bahan Pokok di Jawa Timur

Sementara itu Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Nunukan Letkol Laut (P) Nonot Eko Febrianto yang hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan rasa haru dan terimakasih kepada PCNU Nunukan atas bentuk kepeduliannya terhadap para para prajurit awak KRI Nanggala 402.

Ia juga menyampaikan rasa hormat dan rasa bangga kepada PBNU karena dalam waktu yang relatif instan telah mampu menggerakkan seluruh pengurus hingga ke ujung Utara Indonesia untuk melaksanakan rangkaian istighosah sebagai bentuk bela sungkawa.

“Tak dapat saya katakan, betapa besar rasa terimakasih dari kami untuk PCNU Nunukan beserta seluruh badan otonom nya atas kepedulian kepda para prajurit KRI Nanggala 402. Saya juga menyampaikan rasa hormat dan bangga kepada PBNU yang dalam waktu sangat singkat, melalui instruksi nya telah mampu menggerakkan kepengurusannya bahkan ke ujung Utara Indonesia untuk menggelar kegiatan berbela sungkawa,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, dalam konferensi pers, Minggu (15/4), Panglima TNI menyatakan bahwa semua awak Nanggala-402 telah gugur.

Baca Juga:  Wabup Nunukan Buka Workshop Peningkatan Implementasi Reformasi Birokrasi dan Sistem Akuntabilitasi Instansi Pemerintah

“Dengan kesedihan yang mendalam selaku Panglima TNI, prajurit-prajurit terbaik Hiu Kencana telah gugur saat melaksanakan tugas di perairan utara Bali. Atas nama seluruh prajurit dan keluarga besar TNI, selaku panglima TNI saya sampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga prajurit yg gugur. Semoga Tuhan Yang Maha besar memberikan keikhlasan, kesabaran, dan ketabahan,” tutur Panglima.

Diketahui, Kapal selam buatan Jerman tahun 1978 dari galangan Howaldtswerke Deutsche Werft (HDW) ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan torpedo pada Rabu, 21 April 2021.

KRI Nanggala-402 ditemukan ROV MV Swift Rescue milik Singapura karam, di perairan utara Pulau Bali pada kedalaman 838 meter, dengan kondisi terbelah menjadi tiga bagian. Dengan ditemukannya di kedalaman 838 meter, kecil kemungkinan awak kapal bisa diselamatkan. (ES)

Related Posts

1 of 3,049