Berita UtamaEkonomiTerbaru

PC Pagar Nusa Nunukan: Tolak Impor Beras Dengan Wujudkan Swasembada

PC Pagar Nusa Nunukan: Tolak Impor Beras Dengan Wujudkan Swasembada
PC Pagar Nusa Nunukan: Tolak Impor Beras Dengan Wujudkan Swasembada/Foto: Hamparan Padi Adan yang merupakan produk unggulan pertanian di Krayan, Nunukan

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Terkait rencana Pemerintah yang akan melakukan impor beras, Pimpinan Cabang Pagar Nusa Nunukan, Kalimantan Utara menilai bahwa hal tersebut merupakan kebijakan yang  kontraprodukti, sehingga layak untuk ditolak

“Kami tegas menolak segala kebijakan yang kontraproduktif termasuk impor beras tersebut,” tutur Ketua PC Pagar Nusa Nunukan, Basri Lanta, Sabtu (27/3).

Basri menjelaskan, impor beras saat musim panen hanya akan mematikan nasib petani padi. Imbas yang paling nyata, ungkap Basri, adalah menurunnya harga jual gabah.

Selain itu, lanjut Basri, saat ini persediaan beras secara nasional cukup memadai. Hal itu dapat dilihat dari data Kementerian Pertanian yang menyatakan stok beras nasional hingga Mei 2021 diperkirakan mencapai 24,90 juta ton. Sementara kebutuhan beras nasional diproyeksi mencapai 12,3 juta ton.

“Artinya, neraca beras hingga akhir Mei masih akan surplus sebesar 12,56 juta ton,” tandasnya

Baca Juga:  Pemkab Nunukan dan Unhas Makassar Tandatangani MoU

Penolakan dari PC Pagar Nusa Nunukan terhadap rencana impor beras tersebut, ungkap Basri,  tidak hanya berupa protes. Pihak nya akan mendorong serta mengajak semua pihak terutama masyarakat di Nunukan untuk melakukan penolakan dengan aksi produktif.

“Kita juga jangan sekedar protes. Tapi tunjukkan kalau kita benar-benar mampu berswasembada beras. Dan untuk menuju ke arah itu, tentu dibutuhkan kemauan masyarakat dengan memanfaatkan lahan miliknya semaksimal mungkin,” katanya.

Basri menjelaskan, Nunukan adalah salah satu daerah yang kaya akan sumber daya alamnya namun belum maksimal pengelolaanya. Kurang maksimalnya pengelolaanya. Hal itu dapat dilihat dari luas dan banyaknya lahan perwahan yang saat ini masih terbiarkan menjadi lahan tidur.

“Padahal apabila lahan – lahan tersebut dikelola secara maksimal menjadi lahan padi, sudah pasti akan menghasilan komoditi yang tak sekedar mampu memberi keuntungan petani semata namun juga akan mampu berswasembada sekaligus mewujudkan ketahanan pangan di Perbatasan,” jelasnya

Baca Juga:  Polisi di Sumenep Bantu Warga Dorong Kendaraan Terjebak Banjir

Diketahui, padi hasil budidaya para petani Nunukan termasuk komoditi unggulan terutama. Selain Beras Adan Krayan, beras hasil pertanian di Sebatik, Mansapa dan beras dari Sungai Fatimah pun merupakan beras yang berkualitas.

“Dengan potensi tersebut, Pemerintah seharusnya tanggap. Yakni mendorong optimalisasi persawahan agar tercipta swasembada dan bukan malah mengimpor beras,” tutupnya. (ES)

Related Posts

1 of 3,049