Mancanegara

PBB: Tahun 2050 Sekitar 5,7 Miliar Orang Mengalami Krisis Air Minum

NUSANTARANEWS.CO, Brasilia – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa sekitar 5,7 miliar orang di seluruh dunia berpotensi mengalami kekurangan air minum pada tahun 2050 mendatang.

Forum Air Dunia (World Water Forum) menggelar pertemuan ke-8 yang mengumpulkan 15 kepala negara dan pemerintahan, 300 walikota dan puluhan ahli di ibukota Brasil, Senin (19/3) seperti dikutip AFP. Forum ini bertajuk Sharing Water yang berlangsung selama seminggu dan diperkirakan bakal mampu mengumpulkan peserta sebanyak 40.000 orang.

Menurut laporan Pengembangan Air Dunia PBB tahun 2018, menyebutkan sekitar 3,6 miliar orang atau setengah populasi dunia saat ini tinggal di daerah-daerah di mana air kerap mengalami kelangkaan, setidaknya sebulan dalam setahun. Laporan itu memprediksi, sekurang-kurangnya ada potensi meningkat menjadi 5,7 miliar orang kekuerangan air pada tahun 2050 mendatang.

“Tidak ada waktu, kita tak boleh menyerah kalah,” kata Presiden brasil Michel Temer dalam forum tersebut.

Forum di Brasilia ini, fokus utama pembahasan ialah soal momok menakutnya pasokan air yang ambruk di pusat kota-kota besar. Dan sampai awal Maret 2018, kota di Afrika Selatan diperkirakan akan kehabisan persediaan air minum pada awal Juli mendatang. Di mana saat ini telah terjadi pemaksaan penutupan keran air di rumah tangga dan mendapatkan air harus dijatah.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Namun, krisis itu kini telah mulai mereda setalah pemerintah setempat mengatakan bahwa sebuah kampanye untuk mengurangi 60 persen konsumsi telah dilakukan dengan cukup untuk menghindari penutupan.

“Ini adalah konsensus. Kehidupan di bumi terancam jika kita tidak menghormati batas-batas alam,” kata Temer.

Brasil memiliki masalah tersendiri. Meskipun negara ini memiliki 18 persen air minum dunia, wilayah timur laut menderita kekeringan terpanjang dalam sejarah dan bahkan Brasilia berada di bawah penjatahan sejak Januari 2017.

Pewarta: Alya Karen

Related Posts