Hankam

Patung Jenderal China Telah Berdiri Gagah, Lalu Apa?

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kritik dan protes tajam Patung Kwan Sing Tee Koen di Tuban, Jawa timur. Patung jenderal kebanggaan negara China itu menjulang tinggi berukuran 30,4 meter di Tuban. Berkat tingginya berukuran raksasa, Patung Kwan Sing Tee Koen diganjar penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban pun memperoleh penghargaan berkat jasanya membangun patung jenderal perang China yang hidup pada zaman San Guo (221-269) itu.

Dikatakan empunya, Patung Kwan Sing Tee Koen di Tuban bukan untuk ritual tetapi figur. Dengan kata lain, patung itu simbol dan bukan merepresentasikan sosok dewa.

Berdirinya Patung Kwan Sing Tee Koen segera membuat heboh. Seperti ada upaya tertentu untuk menetrasi sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia dengan memasukan kontribusi Jenderal Perang China ke dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Pasalnya, Jenderal Kwan Sing Tee Koen tidak memiliki ikatan sejarah kemerdekaan dan peradaban bangsa Indonesia.

Baca: Akhirnya, Pelabuhan Strategis Sri Lanka Dikuasai China

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Jika dikaji secara geopolitik dan geostrategi, ada maksud lain dengan didirikannya patung Kwan Sing Tee Koen. Guru besar Ilmu Politik UI Nazaruddin Sjamsudin mengendus ada semacam upaya China hendak menunjukkan hegemoninya terhadap bangsa Indonesia setelah sukses menguasai perekonomian.

“Ini baru patung, sebentar lagi pangkalan AL (Angkatan Laut) China di Pontianak, Semarang, dan Palembang. Awas!,” cuit Nazaruddin Sjamsudin dalam akun media sosialnya seperti dikutip nusantaranews, Jakarta, Rabu (2/7).

Dengan telah berdirinya patung itu, Nazaruddin Sjamsudin mengendus ke depan China akan terus membuat hal-hal yang berbau simbolik dari hegemoni mereka terhadap Indonesia. Menurutnya, bukan tak mungkin ke depan China akan membangun pangkalan militernya di wilayah kedaulatan Indonesia.

Apalagi China kini sedang gencar-gencarnya membangun kekuatan militer. Terbaru, China secara resmi membuka pangkalan militer pertamanya di Afrika, tepatnya di Djibouti, sebuah negara di Tanduk Afrika di sekitar Teluk Aden. Penguatan militer itu untuk mendorong kebangkitan China menjadi kekuatan dan imperium dunia.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Baca: China-Rusia Latihan Perang di Laut Baltik

Nada serupa juga disampaikan politisi senior, Habil Marati. Dalam sebuah catatannya, Habil mengecam keras berdirinya patung Kwan Sing Tee Koen ini.

“Patung ini jangan dikira tidak memiliki arti politik, ekonomi, nasionalisme dan kedaulatan. Patung ini bisa saja sebagai simbol bahwa secara politik sebagai penaklukan wilayah kedaulatan Indonesia. Bisa saja bahwa sang Jenderal perang China yang patungnya di Tuban itu dulu mungkin bercita-cita ingin menaklukan dan menguasai Indonesia secara politik tapi gagal. Patung Jenderal perang China di Tuban itu sebagai kebangkitan nasionalisme China perantauan dan China daratan untuk menjadikan Indonesia sebagai daerah koloni baru mereka. Ini mungkin saja, kalau dilihat dari spektrum ekonomi dan investasi,” kata Habil.

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 6