Mancanegara

Pasca Laporan PBB Dirilis, Venezuela Bebaskan 22 Tahanan Termasuk Jurnalis

Presiden Venezuela Nicolas Maduro berjabat tangan dengan Kepala hak asasi manusia PBB Michele Bachelet. (FOTO: es.panampost.com)
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berjabat tangan dengan Kepala hak asasi manusia PBB Michele Bachelet. (FOTO: es.panampost.com)

NUSANTARANEWS.CO, Mancanegara – Venezuela telah membebaskan 22 tahanan pasca rilisnya lapora PBB. Dua dari semua tahanan yang dibebaskan adalah hakim tingkat tinggi Maria Afiuni dan jurnalis Braulio Jatar.

Mereka dibebaskan pada hari yang sama saat PBB menerbitkan laporan oleh kepala hak asasi manusianya Michele Bachelet merinci dugaan pelanggaran hak asasi di negara tersebut.

Mengutip AP, Bachelet yang mempresentasikan laporan itu ke PBB, mengaku mendengar langsung dari para korban tindak pelanggaran asasi yang dilakukan pemerintah dan oposisi. Ia membela metodelogi yang kantornya gunakan.

Sejak menduduki jabatannya tahun lalu, kata Bachelet, ia sudah menekankan kepada stafnya untuk mendapatkan fakta sebenarnya agar dapat menunjukan keseimbangan.

Pada hari yang sama Bachelet juga mengumumkan Venezuela telah membebaskan 22 orang dari oposisi yang dianggap sebagai tahanan politik. Yang mana Bachelet secara terpisah juga meminta Presiden Nicolás Maduro untuk membebaskan para tahanan.

Disebutkan bahwa, para tahanan itu dibebaskan karena tekanan dari dunia internasional terhadap Venezuela. Hal itu membuat Venezuela membebaskan 84 tahanan politik dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

Pengumuman Bachelet itu dinyatakan ketika Presiden Venezuela Nicolas Maduro menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan Venezuela. Sementara, ketua oposisi Juan Guaido direncanakan akan memimpin unjuk rasa menentang pemerintahan sosialis itu.

Bachelet mengatakan ia dan timnya menyusun laporan itu berdasarkan data yang dikumpulkan dari Januari 2018 sampai hampir saat ini. Ia menyatakan validitas laporan tersebut berdasarkan wawancara dan pertemuan dengan pejabat pemerintah, oposisi, korban, keluarga korban, pembela hak asasi manusia dan banyak lainnya.

Ia juga mengungkapkan harapannya laporan tersebut dapat membuka jalan membaiknya situasi hak asasi manusia di Venezuela. Bachelet menambahkan kini Komisi Hak Asasi Manusia PBB memiliki kantor di Venezuela yang sebelumnya sangat sulit dilakukan karena tidak mendapat izin.

Bachelet menyimpulkan timnya menemukan ‘pola penyiksaan’ yang dilakukan pemerintah Maduro. Hal itu termasuk penangkapan sewenang-wenang, pembunuhan di luar pengadilan, kekerasan seksual, dan penghilangan paksa.

Diketahui, dalam dokumen setebal 16 halaman itu menyoroti penangkapan sewenang-wenang, perlakuan buruk, dan penyiksaan terhadap kritik pemerintah. Ia juga menuduh negara menyingkirkan banyak oposisi dengan pembunuhan di luar proses hukum.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

PBB mengatakan pembebasan tahanan mungkin menandai awal baru bagi pemerintah Maduro dalam masalah hak asasi manusia, tetapi banyak yang skeptis.

Venezuela tetap dicengkeram oleh krisis yang telah berlangsung lama dan sangat terpolarisasi. Perayaan pro-pemerintah berlangsung untuk hari kemerdekaan pada hari Jumat, sementara para pendukung pemimpin oposisi Juan Guaido menggelar aksi sendiri di ibu kota Caracas.

Guaido meminta warga untuk berbaris di markas besar dinas rahasia untuk memprotes pembunuhan brutal seorang perwira angkatan laut yang ditahan bulan lalu, tetapi hanya sedikit yang ikut demonstrasi. (red/nn)

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,149