NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Aksi Teror berupa pelemparan Bom Molotov di Gereja Keratapan Injil Bangsa Indonesia (KIBAID) yang terjadi pada Kamis 8 Sepetember 2022 malam di Nunukan mendapat reaksi dari berbagai pihak.
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Nunukan mengecam tindakan tersebut. Ketua Fraksi Demokrat di DPRD Nunukan, Gat Khaleb menilai bahwa segala aksi teror apapun motifnya adalah sebuah tindakan yang dapat mengoyak keharmonisan
“Atas alasan apapun dan oleh siapapun, menyerang simbol-simbol agama adalah bentuk serangan, perlawanan dan pembangkangan terhadap sendi – sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tandas Gat, Sabtu (10/9).
Sehubungan dengan pelemparan Bom Molotov di Gereja KIBAID Nunukan, Jalan Sei Bilar RT 20 Nunukan pada tanggal 8 September 2022 sekitar pukul 20.30 WITA, Fraksi Partai Demokrat Kabupaten Nunukan, menyatakan sikap sebagai berikut:
- Dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila, tindakan teror oleh siapapun dan dengan motif apapun yang ditujukan kepada simbol-simbol agama merupakan bentuk serangan, pembangkangan dan atau perlawanan terhadap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara;
- Tindakan pelemparan Bom Molotov merupakan upaya teror (menyebarkan ketakutan) dan upaya membatasi kebebasan umat bergama untuk menjalankan Ibadah. Dan tindakan tersebut jelas dan nyata bertentangan dengan dasar NKRI, yaitu UUD 1945 dan Pancasila yang menjamin kebebasan setiap warga negara menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing;
- Oleh sebab itu, Fraksi Partai Demokrat Kabupaten Nunukan mengutuk keras tindakan oknum pelaku teror yang melempar Bom Molotov di halaman Gereja Keratapan Injil Bangsa Indonesia (KIBAID), Jemaat Nunukan dan halaman rumah warga di Jalan Padat Karya, Bukit Cinta/Bukit Arum, Nunukan;
- Fraksi Demokrat Kabupaten Nunukan mendukung penuh aparat Kepolisian RI untuk mengambil tindakan hukum yang diperlukan dan kami berdoa semoga pelaku segera ditangkapdan diproses sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. kemananan Dan Fraksi Demokrat meminta agar aparat negara dapat memastikan ketertiban dan keamanan bagi umat bergama di seluruh Kabupaten Nunukan dalam menjalankan ibadah masing-masing tanpa dihantui rasa ketakutan;
- Kepada seluruh umat Kristiani di Kabupaten Nunukan, kami menghimbau agar tetap tenang dan tingkat kewaspadaan. JANGAN TAKUT, JANGAN KUATIR, karena tujuan para pelaku teror adalah agar masyarakat, khususnya umat beragama takut, kuatir dan resah dalam menjalankan ibadah. Takut artinya pelaku teror menang (tujuan tercapai).
“Demikian kami sampaikan sebagai bentuk keprihatinan kami terhadap upaya-upaya yang dimaksudkan untuk merusak harmonisasi kehidupan antar umat bergama di Kabupaten Nunukan. Semoga Tuhan senantiasa menyertai dan menguatkan kita semua,” tutup Gat Khaleb.
Diketahui, saat ini Polisi tengah menyelidiki dua kejadian pelemparan bom molotov di dua rumah berbeda di Nunukan, Kalimantan Utara, yang terjadi Kamis (8/9) malam. Salah satunya adalah rumah yang digunakan sebagai tempat ibadah.
Kejadian pertama berlangsung sekitar pukul 20.00 Wita. Berselang 30 menit kemudian, aksi pelemparan bom molotov kedua terjadi di rumah warga lainnya di Nunukan Barat.
“Iya benar. Kejadian pertama di rumah pribadi warga sekitar jam 8 malam. Sekitar jam 8.30 malam kejadian kedua, di rumah yang digunakan untuk tempat ibadah,” kata Kapolres Nunukan AKBP Ricky Hadianto dalam pernyataannya.
Ricky menerangkan di lokasi kejadian kedua, saat kejadian ada sejumlah orang yang sedang berada di rumah.
“Kaitannya (ada orang) tinggal di situ, rumah ada yang jaga. Lokasinya persis di pinggir jalan tanpa pagar. Untuk itu kami sedang dalami, berkoordinasi dengan Polda (Polda Kalimantan Utara) dan Densus (Densus 88 Antiteror Polri) untuk mencari pelaku pelemparan,” tutup Ricky. (Red)
Pewarta: Eddy Santrry