OpiniPolitik

Partai Baru, Gagasan, Pemilik Modal dan “Politics as Usual” (Bag. II)

NUSANTARANEWS.CO – Setelah semua terbuka di atas meja, bagaimana prospek PSI? Segala hal mungkin terjadi. Mungkin Sunny tetap dipertahankan dalam posisi Sekretaris Dewan Pembina. Ini sudah kepalang basah.

Lalu pasukan pembela dikerahkan. Dicari aneka argumen yang paling masuk akal dan kena di hati pemilih untuk menjelaskan mengapa Sunny masih di sana. Tentu argumen yang elegan yang tak berhubungan dengan big money walau sebenarnya ini masalah big money belaka.

Mungkin pula disiapkan Exit Strategi yang elegan: Sunny mundur dari partai untuk alasan yang sangat harum. Tekanan terlalu besar yang bisa signifikan mempengaruhi partai ini tak lolos parliamentary threshold 4 persen.

Mungkin Sunny tetap berperan penting tapi di belakang layar saja. Namanya tak perlu tercantum resmi. Dua duanya dapat. Akses pada pemilik modal tetap ada melalui Sunny. Tapi tekanan publik bisa dikurangi.

Mungkin pula partai mengurangi tekanannya pada perjuangan anti korupsi, dan mencari agenda lain yang lebih sesuai.

Baca Juga:  Aliansi Pro Demokrasi Ponorogo Tolak Hak Angket Pemilu 2024

Baca Juga: Partai Baru, Gagasan, Pemilik Modal dan “Politics as Usual” (Bag. I)

Walau Sunny sudah tak dicekal KPK lagi, tapi keberadaannya dalam posisi penting tetap mengganggu jika yang diutamakan agenda anti korupsi. Akankah terjadi perubahan agenda utama partai?

Mungkin pula terjadi kemunduran pesona partai secara signifikan. Awalnya begitu banyak yang ingin bergabung, atau setidaknya mendukung. Namun ternyata di partai yang mengklaim semangat baru juga terkena hukum besi “politics as usual.”

Bisa pula terjadi krisis. Para aktivis dan intelektual di partai tak semilitan sebelumnya setelah tahu partai ini tak seindah yang dibayangkan. Atau malah sebaliknya. Partai ini justru mendapatkan simpati karena terkesan dizalimi.

Semua serba mungkin. Bagaimana saran saya sendiri selalu konsultan politik yang sudah ikut memenangkan semua pilpres langsung, tiga kali pilpres, 32 gubernur, 87 bupati/walikota?

Saran saya: sekali layar kapal terkembang, arungi lautan sekeras apapun badai datang. Jangan patah semangat. Bertiupnya angin yang kencang justru pertanda pohon yang semakin tinggi.

Baca Juga:  Apakah Orban Benar tentang Kegagalan UE yang Tiada Henti?

Lalukan “damage control.” Cari isu baru yang segar. Upayakan dulu partai ini melampaui parliamentary threshold 4 persen.

Banyak anak muda yang bagus yang sudah terlanjur bertaruh karir politik di partai ini. Banyak agenda bagus sudah dinyatakan partai ini. Jika agenda itu berhasil, itu bagus untuk Indonesia.

Dalam kerangka “sinerji gagasan dan kepentingan modal,” kerjakan apapun yang bisa agar gagasan yang menjadi raja. Modal jadikan pengikutnya. Jangan terbalik. Bisakah? Sebuah ikhtiar berharga untuk dicoba. (Selesai)

*Denny JA, Konsultan Politik sekaligus Direktur LSI

Related Posts

1 of 3,066