NUSANTARANEWS.CO, Teheran – Anggota parlemen Iran mewajibkan pemerintah untuk mengalokasikan pendapatan sebesar US$ 5 miliar dari Perusahaan Minyak Nasional Iran untuk penelitian pertahanan strategis dan perluasan kemampuan pertahanan negara.
Dalam sesi terbuka Parlemen pada hari Sabtu, anggota parlemen memetakan rencana pendapatan tahunan dalam anggaran nasional Iran tahun depan.
Dalam sambutannya pada Agustus 2021, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran menggambarkan bahwa peningkatan kemampuan pertahanan yang konstan sebagai strategi utama Republik Islam guna menjaga keamanan di wilayah yang rentan – tidak mungkin tanpa kekuatan militer yang mandiri.
Menurut Global Fire Power, Iran kini berada diperingkat 14 di antara 140 negara yang dipertimbangkan dalam hal kekuatan militer untuk tahun 2022.
Sementera itu, pada hari Sabtu (5/3), Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan bahwa Kemampuan Pasukan Dirgantara IRGC telah meningkat secara eksponensial, ujarnya setelah meresmikan dua pangkalan militer besar yang menampung rudal dan kendaraan udara tak berawak.
“Selain berhasil meningkatkan daya tembak rudal hingga tujuh kali lipat, Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam juga telah berhasil mengurangi waktu persiapan peluncuran rudal,” ujarnya.
Terkait pangkalan bawah tanah baru yang diresmikan, komandan mengungkapkan bahwa 60 drone dapat terbang dari pangkalan pada saat yang sama.
“Karena jangkauan pesawat tak berawak ini panjang dan tidak terbatas, kami dapat mengenai target musuh di mana pun,” jelas sang jenderal.
Ditambahkan Hajizadeh bahwa pangkalan bawah tanah yang diresmikan hari ini mengakomodasi sistem rudal darat-ke-darat dengan peralatan canggih baru serta drone penyerang yang mampu menembus radar musuh dan jaringan pertahanan udara. (Banyu)
