Ekonomi

Paradoks Slogan ‘Kerja’ Ketika Rupiah Melemah Tembus Rp.14.000

Rupiah Melemah (Ilustrasi/Nusantaranews)
Rupiah Melemah (Ilustrasi/Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Nilai tukar mata uang rupiah saat ini trennya terus memburuk terhadap dolar Amerika Serikat. Bagimana tidak? Berdasarkan laporan pada Senin sore, 7 Mei 2018, nilai tukar rupiah melemah hingga tembus Rp14.000.

Tren melemahnya rupiah terhadap dolar hingga mencapai Rp.14.000 dalam setengah tahun terakhir menjadi paradoksal, ketika dihadapkan pada janji kampanye Jokowi-JK. Dimana Presiden Jokowi, dalam janji ekonominya kerap menggembar-gemborkan akan membuat nilai tukar rupiah menguat dan berada di bawah Rp.10.000. Bahkan diklaim akan berjaya di Asia Tenggara.

Terentang empat tahun sudah pemerintahan Jokowi-JK berjalan, namun janji untuk menguatkan rupiah faktanya jauh panggang dari api. Antara tindakan dan ucapan tak sesuai. Sebaliknya jika dirunut sepanjang kiprahnya menahkodai Indonesia, rupiah di bawah Jokowi-JK nyatanya tak mampu berbicara banyak.

Baca Juga:
Pemerintah Diminta Stop Banding-Bandingkan Utang Indonesia dengan Jepang
Utang Indonesia, Aman atau Rawan?

Sejak dilantik pada 2014 silam, nilai tukar rupiah yang semula hanya berada di kisaran angka Rp.12.032 kini telah tembus mencapai Rp.14.000. Artinya, slogan kerja yang selama ini digembar-gemborkan, tak ubahnya pepatah tong kosong nyaring bunyi.

Baca Juga:  Layak Dikaji Ulang, Kenaikan HPP GKP Masih Menjepit Petani di Jawa Timur

Namun, anehnya sejumlah lembaga survei justru merilis dalam tiga tahun kepemimpinan Jokowi-JK beberapa waktu silam, disebutkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-JK tinggi. Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting dan Indikator Politik Indonesia misalnya, mengatakan kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK di atas 60 persen.

Mengenai posisi rupiah, Reuters pada Senin (7/5/2018) memberitakan di dalam pasar spot, rupiah berada di penawaran antara Rp13.995 dan Rp14.005 per 1 dolar AS. Disadari atau tidak, ini merupakan titik nilai tukar rupiah terendah.

Sementara itu, saat ditemui oleh para wartawan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa 8 Mei 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sendiri masih enggan berkomentar terkait melemahnya rupiah yang tembus mencapai Rp.14.000.

Penguatan dolar AS memang terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Dikutip dari Viva.co.id, penguatnya dolar atas rupiah disebut-sebut lantaran sentimen eksternal seperti membaiknya ekonomi AS dan adanya rencana Bank Sentral AS, The Fed, untuk menaikkan suku bunga.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Sedangkan menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), saat ini Selasa, 8 Mei 2018 nilai tukar rupiah berada di angka Rp13.956 per 1 dolar AS, atau naik dibanding akhir pekan lalu, 4 Mei 2018 di level Rp13.943.

Pewarta: Alya Karen
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 3,058