Ekonomi

Para Pilot Akan Ambil Sikap Tegas Jika Ada yang Ingin Hancurkan Garuda

Bangkai Garuda Indonesia (Foto Kredit)
Bangkai Garuda Indonesia (Foto Kredit)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Asosiasi Pilot Garuda serta Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) tampaknya tengah mencium adanya sekelompok orang yang ingin menghancurkan perusahaan berplat merah, Garuda Indonesia. Katua Sekarga, Ahmad Irfan Nasution mengatakan jika pemerintah masih memilikli kepedulian terhadap perusahaan BUMN tersebut, dirinya ingin agar Presiden Jokowi, Kemeterian BUMN beserta para pemegang saham untuk segera merestrukturisasi direksi Garuda Indonesia.

Jika tidak, lebih dari 1.300 pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda akan melakukan mogok kerja. Tuntutan Sekarga ini berlaku selama 30 hari kerja.

Saat ini kondisi keuangan Garuda Indonesia memprihatinkan. Irfan Nasution mengatakan ancaman mogok kerja para pilot beserta jajaran karyawan kali ini bukan karena mereka tak peduli pada perusahaan, justru sebaliknya para pilot dan karyawan ini mengaku tak terima apabila ada pihak tertentu yang sengaja ingin menghancurkan Garuda.

“Intinya mogok bukan tujuan kami, kami cinta dengan perusahaan ini. Tetapi kalau ada yang ingin menghancurkan perusahaan ini, kami keberatan dengan hal itu,” tegas Ahmad Irfan Nasution, Rabu (2/5/2018).

Baca Juga:  Rawan Ganggu Gula Lokal, Waspada Gula Impor Bocor di Daerah

Baca Juga:
Serikat Pekerja: Direksi Garuda Indonesia Terlalu Banyak, Pemborosan!
Prihatin Merugi Triliunan, Komisi VI Bentuk Timsus Manajemen Garuda

Karenanya langkah merestrukturisasi direksi Garuda Indonesia menurutnya darurat untuk segera dilakukan. Diantaranya dengan mencopot Direktur Kargo yang dianggap tidak dibutuhkan, serta mencopot Direktur Personalia yang selama ini banyak membuat kebijakan yang bertentangan, seperti menghapus pelayanan antar jemput pilot Garuda.

Garuda Indonesia saat ini terdapat sembilan direksi dari enam direksi yang seharusnya ada. Kesembilan direksi tersebut di antaranya Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Operasi, Direktur Tekhnik, Direktur Marketing, Direktur Personalia, Direktur Produksi, Direktur Kargo dan Direktur Service.

“Ada beberapa direksi yang tumpang tindih,” ungkap Irfan di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (23/1). Misalnya, kata dia, ada penambahan jabatan Direksi Produksi. Padahal, sebelumnya sudah ada Direktur Operasi dan Direktur Teknik.

“Garuda adalah perusahaan penerbangan yang tidak memiliki pesawat fighter, tapi ada direktur Kargo,” ucapnya. “Garuda sudah rugi, (malah) nambah direksi. Ini sangat kurang tepat,” kata dia.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Gelar RDP Terkait Tarif Kargo di Pelabuhan Tunontaka

Ia menjelaskan, penambahan direksi tersebut tidak sejalan dengan komitmen perusahaan dalam melakukan efisiensi dan penambahan direksi juga tidak diikuti dengan peningkatan kinerja jika dibandingkan dengan sebelumnya.

Karenanya, Asosiasi Pilot Garuda serta Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) mendesak untuk memangkas Direktur Produksi, Direktur Kargo dan Direktur Service. “Sekarang pendapatan kargo kita tidak terlalu baik setelah ada direksi penambahan tidak signifikan. Kemudian, ada penambahan Direktur Produksi. Padahal, ada Direktur Operasi dan Direktur Tekhnik sehingga tumpang tindih. Satu lagi, Direktur Service,” ungkapnya.

Ia mendesak Menteri BUMN segera ambil sikap. Sebab, koreksi dan kritik terhadap keberadaan direksi yang gemuk ini sudah di tangan Rini Soemarno. Sayang, Menteri BUMN ini sampai sekarang masih bungkam. Seoalah sengaja abai dengan kondisi Garuda saat ini.

Pewarta: Almeiji
Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,052