Budaya / Seni

Pancer Ing Penjuru, Pentas Produksi XXXIV Teater ESKA 2019

Pancer Ing Penjuru, Pentas Produksi XXXIV Teater ESKA 2019
Pancer Ing Penjuru, Pentas Produksi XXXIV Teater ESKA 2019. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Teater ESKA akan melaksakan pentas produksi XXXIV di dua kota, Yogyakarta dan Surabaya. Pertunjukan di Yogyakarta akan digelar pada tanggal 25-26 November 2019 di Gelanggang Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

Sementara di Surabaya pada tanggal 14 Desember 2019 di Auditorium UIN Sunan Ampel. Seluruh rangkaian pementasan tersebut akan dimulai jam 19.30 WIB.

Pentas tersebut berjudul Pancer Ing Penjuru. Diciptakan secara kolaboratif dengan sutradara Rahmat Hidayat dan naskah karya Habiburrachman dan HR. Nawawi. Garis besar gagasan yang diangkat adalah konsep sedulur papat limo pancer salah satu filosofi jawa dan dibicarakan ulang oleh Sunan Kalijaga dalam Kidung Marmati.

Konsep tersebut digunakan untuk mengkritik perlakuan kita atas alam. Menurut konsep itu, alam dengan seluruh elemennya merupakan saudara yang menjaga dan melindungi kelangsungan hidup kita. Tetapi, relasi sebagai saudara telah dilanggar. Kita mengorbankan hubungan harmonis dengan alam demi nama peradaban dan kemajuan.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Bersamaan dengan hal itu, pertunjukan ini ingin menawarkan alternatif cara berinteraksi dengan alam. Alternatif tersebut adalah dengan menggali dan memaknai kembali konsep manusia dan alam sebagai saudara (sedulur).

“Intensitas krisis lingkungan sudah parah. Jadi, kita butuh cara pandang yang arif. Itu bisa ditemukan dalam pengetahuan lokal kita,” kata sutradara memberi keterangan tentang alasan menciptakan pentas Pancer Ing Penjuru.

Terkait segmentasi penonton, Sholihur Rahman selaku pimpinan produksi, menyatakan bahwa harapannya Pancer Ing Penjuru ditonton oleh semua kalangan, seperti masyarakat umum, pelajar maupun mahasiswa, pemerhati sosial, lingkungan, budaya dan sebagainya.

“Isu yang diangkat ini sangat relevan. Ini berkaitan dengan keberlangsungan hidup kita bersama,” kata Isol menambahkan. (ach/sld)

Editor: Ach Sulaiman

Related Posts

1 of 3,050