NUSANTARANEWS.CO, Kudus – Sekretaris Dewan Kehormatan MUI Pusat, Noor Ahmad mengatakan, Indonesia saat ini diterpa oleh berbagai ideologi, baik dari Barat maupun Timur. “Namun Indonesia memilih Pancasila sebagai kalimatun sawa’,” kata dia saat isi acara Sekolah Islam Kebangsaan bertajuk Merajut Islam Wasathiyah, Memperkuat Pancasila dan NKRI di Universitas Muria Kudus (UMK), Sabtu (29/4/2017).
Pancasila sebagai kalimatun sawa’, menurutnya paling sesuai dengan bangsa Indonesia, karena bisa diterima oleh semua kalangan. “Di luar itu, Pancasila juga memperhatikan keberagaman yang ada,” ungkapnya.
Dalam hal ini, Mantan Penasihat Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Hankam (1983), Sayidiman Suryohadiprojo pernah mengatakan bahwa usaha untuk menjadikan Pancasila sebagai kenyataan dalam kehidupan manusia Indonesia tidak mungkin terwujud tanpa mengembangkan Kebangsaan Indonesia dalam masyarakat umat manusia dan dunia.
Sebagaimana diketahui berbagai pendapat sejak akhir Abad 20 banyak diucapkan, bahwa Kebangsaan sudah berakhir. Namun menurut Sayidiman pendapat itu salah besar.
“Globalisme dan globalisasi yang sering kali dijadikan indikasi sebagai saat berakhirnya Bangsa dan Kebangsaan, dalam kenyataan bukan begitu. Sebab globalisme justru merupakan usaha pihak tertentu untuk memperkuat bangsanya dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” kata Sayidiman.
Dalam konteks kekinian, ia melihat bahwa mundur atau lemahnya Kebangsaan di masyarakat Indonesia sekarang adalah akibat kurangnya pemahaman di banyak kalangan tentang tempat yang organik bagi bangsa dalam masyarakat umat manusia. Situasi ini semakin diperburuk dengan banyaknya kalangan elit yang justru setuju untuk tunduk terhadap dominasi bangsa lain.
Pewarta/Editor: M. Romandhon