NUSANTARANEWS.CO – Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Sri Edi Swasono menegaskan bahwa Pancasila adalah asas tunggal negara Republik Indonesia dan asas bersama bagi masyarakat Indonesia yang multietnik dan multikultural.
“Tanpa adanya Pancasila, tidak ada kesatuan. Maka dari itu Pancasila adalah eksistensialisme Indonesia. Pancasila lah yang mentransformasi Bhineka menjadi Tunggal Ika,” kata Prof Edi dalam sebuah sambutannya, Kamis (22/9/2016).
Mengapa kita menganut Pancasila? Mengapa Pancasila merupakan Dasar Negara bagi Republik Indonesia? “Kita tidak boleh ragu-ragu menjawabnya. Dengan tegas kita katakan Pancasila erat kaitannya dengan keindonesiaan atau realitas Indonesia, bahwa bangsa Indonesia adalah beraneka ragam, tetapi yang harus bersatu menjadi satu bangsa yang solid. Kalau Pancasila hilang, Indonesia bubar. Kalau mau membubarkan Indonesia, maka hapuskan Pancasila,” terang dia.
Prof Edi menambahkan, kalau Indonesia tidak berpegang pada Pancasila, maka akan terombang-ambing. Di tengah-tengah kehidupan Indonesia yang multietnis dan multikultural, Pancasila lah yang menjadi satu ruh yang sama bagi aneka ragam suku bangsa Indonesia.
“Jadi, Pancasila mentransformasikan kebhinekaan menjadi ketunggalikaan, artinya merubah divergensi menjadi konvergensi, merubah eksklusivisme perseteruan menjadi ko-eksistensi damai, merubah perselisihan dan pertentangan menjadi kedamaian, merubah potensi kekerasan kolektif menjadi toleransi dan solidaritas,” papar Prof Edi lagi.
Dengan demikian, singkatnya, jelaslah bahwa Pancasila adalah mati-hidupnya bangsa. Pancasila adalah eksistensialisme bangsa Indonesia. “Kalian semua sebagai universitas kebangsaan ini dengan mengemban semangat Bhineka Tunggal Ika dengan Pancasila-nya sebagai ruh kehidupan bersama sebagai suatu bangsa,” tandasnya. (Sego/Red-02)