Mancanegara

Pada 2030 Seperempat Tentara Inggris Robot

Pada 2030 seperempat tentara Inggris robot.
Pada 2030 seperempat tentara Inggris robot/Foto: Youtube

NUSANTARANEWS.CO, London – Pada 2030 seperempat tentara Inggris robot. Kepala Pertahanan Inggris, Jenderal Sir Nick Carter menyarankan agar Angkatan Darat Inggris mengisi pasukannya dengan tentara robot. Pengerahan robot dapat mengatasi kekurangan perekrutan yang dihadapi Inggris dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga dapat memberikan keunggulan dalam memerangi musuh.

Pada November tahun lalu, Carter mengatakan bahwa seperempat tentara Inggris bisa saja robot pada tahun 2030-an. Pernyataan ini muncul segera setelah kepala Angkatan Darat Inggris, Jenderal Sir Mark Carleton-Smith, mengatakan dia ingin tim manusia dan mesin menjadi hal biasa pada tahun 2025.

Kementerian Pertahanan Inggris juga melaporkan bahwa telah menyediakan anggaran sebesar US$ 89 juta untuk proyek robotik, termasuk drone mini untuk pengintaian dan kendaraan tempur yang dikendalikan dari jarak jauh.

Baru-baru ini, perusahaan drone UAVTEK yang berkolaborasi dengan BAE Systems telah mengirimkan 30 prototipe drone Bug ke Angkatan Darat Inggris untuk melakukan uji coba lapangan.

Baca Juga:  Apakah Orban Benar tentang Kegagalan UE yang Tiada Henti?

Drone seberat 200 gram tersebut dapat beroperasi selama 40 menit non-stop, dan mengirim kembali citra dalam jarak 2 km. Dengan desain quadcopter, Bug mampu terbang ‘melawan’ angin berkecepatan 80 kilometer per jam. Dengan tambahan sensor dan mengintegrasikannya dengan perlengkapan militer lainnya maka Bug menjadi mata terdepan dari rantai pasukan.

Uniknya, Bug dapat ditangani secara manual, namun juga bisa berfungsi secara mandiri, kata produsen senjata itu dalam sebuah pernyataan.

Menurut BAE, Bug telah menjadikannya satu-satunya nano-UAV yang cukup pintar untuk menjalankan misinya, dengan daya tahan yang cukup untuk mencapai target dan mundur, serta cukup tangguh untuk bertahan dalam kondisi medan yang berat dan cuaca buruk.

Di medan tempur, drone dapat mengirim informasi ke tentara di darat, dan terhubung ke kendaraan otonom tak berawak darat yang lebih besar serta dapat berbagi informasi di sepanjang rantai hingga 20 kilo meter lebih. Dengan demikian pasukan infanteri serta kendaraan lapis baja baru dapat memasuki medan tempur setelah mendapat lampu hijau dari hasil pengintaian.

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

“Bahkan dalam cuaca yang paling sulit sekalipun, Bug dapat memberikan intelijen taktis yang vital apa yang ada di sekitar atau di atas bukit berikutnya, bekerja secara mandiri untuk memberikan pembaruan visual kepada pasukan,” kata James Gerard, Ahli Teknologi Utama di bisnis Intelijen Terapan BAE Systems. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049