NUSANTARANEWS.CO – Kain tenun khas Kalimantan Barat memiliki motif yang unik dan beragam, seperti lunggi pucuk rebung, dagin serong, dagin biasa dan cual padang terbakar. Pengerjaannya pun membutuhkan keterampilan dan ketekunan tersendiri.
Demikian kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (13/10). Gati menyatakan hal tersebut atas upaya meningkatkan kreativitas perajin tenun dalam negeri sekaligus mempromosikan kain tenun nusantara kepada wisatawan mancanegara.
Upaya Dirjen IKM itu diterjemahkan ke dalam satu agenda lomba desain tenun khas Kalimantan Barat dalam mendukung rangkaian kegiatan Sail Selat Karimata 2016 yang sukses diselenggarakan. Lomba ini diadakan lantaran bagi Gati, tenun merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang perlu terus dikembangkan.
“Tenun nusantara memiliki berbagai motif yang khas dan kental dengan nilai budaya daerah asalnya yang patut kita lestarikan, termasuk kain tenun khas Kalimantan Barat,” ujar Gati.
Lomba desain tenun khas Kalimantan Barat yang dilaksanakan sejak 15 Agustus 2016 ini, kata Gati, mengangkat tema tentang kemaritiman. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan kegiatan Sail Selat Karimata 2016, yaitu untuk mengembangkan dan mempromosikan potensi maritim Indonesia.
“Jadi, para peserta berkreasi dan berinovasi membuat kain tenun dengan berbagai motif yang mencerminkan potensi maritim yang dimiliki Indonesia. Namun, setiap peserta hanya membuat satu desain dan belum pernah diikutsertakan pada kegiatan lomba serupa,” tuturnya.
Ketentuan lain lomba ini, imbuhnya, yaitu original desain atau hasil ide kreatif sendiri, teknik pengerjaan dengan alat tenun Gedogan atau alat tenun bukan mesin (ATBM), ukuran kain denganlebar 60-80 cm dan panjang 120-200 cm, serta bahan baku benang yang digunakan dicelup dengan zat warna alam sebagai upaya mendorong terwujudnya industri hijau.
“Lomba ini kita sosialisasikan ke empat kabupaten, Sintang, Sambas, Kapuas Hulu dan Sekadau. Pada tanggal 27 September 2016, kami telah menetapkan tujuh pemenang dari 19 perajin tenun yang ikut,” tuturnya.
Adapun para pemenang dari lomba terdiri dari Juara I-III, Juara Harapan I-III, dan Juara Favorit. “Pada puncak acara Sail Selat Karimata, tanggal 15 Oktober 2016 di Kabupaten Kayong Utara, Bapak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dengan didampingi Dirjen IKM akan menyerahkan hadiah kepada Juara I-III dengan disaksikan Bapak Presiden,” lanjutnya.
Ganti juga menuturkan bahwa desain tenun para pemenang akan ditampilkan pada pameran yang termasuk dalam rangkaian kegiatan Sail Selat Karimata 2016 pada 12-15 Oktober 2016. Selain itu, ditampilkan juga demo menenun oleh para pemenang lomba dan pemutaran video hasil lomba desain animasi tenun nusantara oleh Kemenperin. Untuk itu, Gati berharap lomba ini dapat menjadi kegiatan tahunan yang akan meningkatkan kreativitas dan keterampilan IKM di Indonesia. Saat ini, sekitar 368 sentra IKM tenun tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Mengingat besarnya potensi industri tenun, kami ingin menjadikan tenun sebagai world heritage seperti halnya batik yang telah diakui dunia sebagai warisan budaya takbenda asli Indonesia,” tegasnya.
Sebagai informasi yang dikutip dari catatan Kemenperin, produk tenun dan batik memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap kinerja industri fesyen nasional. Pada 2015, produk fesyen Indonesia telah berhasil memperoleh pangsa pasar yang besar di skala global dengan nilai ekspor mencapai USD 7,28 miliar. (Riskiana/Red-02)