Gaya Hidup

Orangtua Lelah Kemudian Anak Jadi Korban

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tata kehidupan sosial saat ini dinilai sudah mulai berubah, khususnya dalam mendidik anak. Di era Orde Lama dan Orde Baru, ketika ada keluarga yang sedang bermasalah, banyak tetangga yang ingin ikut membantu menolongnya lantaran merasa ada ikatan emosional yang dekat.

“Kalau dulu kita masih bisa meminta tolong tetangga kalau sedang dalam kesulitan, karena kita masih saling kenal. Berbeda dengan kondisi saat ini dimana kita belum tentu saling kenal dengan tetangga sehingga tidak ada tempat untuk meminta
tolong,” ujar pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati ketika dihubungi, Sabtu (26/8/2017).

Menurutnya, saat ini masyarakat sudah terjebak dalam suatu standar gaya hidup yang mereka ciptakan sendiri. Misalnya, supaya dianggap modern dan kekinian maka dia harus memiliki kendaraan merek tertentu, tinggal di perumahan tertentu, bergonta-ganti gadget setiap bulan atau menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah elit.

Standar gaya hidup yang demikianlah sebenarnya menjebak mereka secara sosial. Sehingga, manusia saat ini lebih terfokus mengejar materi dan mengabaikan kehidupan sosial.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Di saat mereka (orang tua) merasa down (lelah) dan tidak ada tempat untuk bersandar maka anak-anak mereka yang menjadi korban. Karena posisi anak-anak lebih rentan dalam kondisi seperti ini,” tuturnya.

Lebih lanjut, saat orang tua selalu dikejar untuk mengumpulkan materi, maka anak dibiarkan hidup dengan caranya sendiri. Anak-anak lebih diandalkan dididik dengan asisten rumah tangga. Padahal, seharusnya sebagai orang tua bukan hanya materi yang harus dipenuhi dalam mendidik anak.

“Anak perlu kasih sayang dan tidak selalu dengan materi pemenuhannya. Manusia saat ini sudah terjebak dalam standar gaya hidupnya sendiri,” tutur Devie.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 2