Mancanegara

Netanyahu Berjanji Tepi Barat Akan Menjadi Wilayah Kedaulatan Israel

Netanyahu Berjanji Tepi Barat Akan menjadi wilayah Israel
Netanyahu Berjanji Tepi Barat Akan menjadi wilayah kedaulatan Israel/Foto: BBC

NUSANTARANEWS.CO – Netanyahu berjanji Tepi barat akan menjadi wilayah kedaulatan Israel. Perdana Menteri Israel kembali mengulangi janjinya untuk mencaplok sebagian besar wilayah Tepi Barat menjadi wilayah kedaulatan negara Yahudi itu. Netanyahu juga berjanji akan membangun pemukiman baru di Tapi Barat.

“Dengan bantuan Tuhan, kami akan memperluas kedaulatan Yahudi ke semua permukiman sebagai bagian dari Tanah Israel, sebagai bagian dari Negara Israel,” kata Netanyahu dalam pemukiman Elkana di Tepi Barat pada upacara hari Minggu yang menandai awal dari tahun ajaran baru.

“Ini tanah kami,” tambahnya, seperti dikutip dari Reuters. “Kami akan membangun Elkana lain dan Elkana lain dan Elkana lain…”

Sementara itu, Otoritas Nasional Palestina, yang memerintah di Tepi Barat, mengumumkan pada akhir pekan bahwa semua wilayah Tepi Barat sebagai tanah air Palestina yang berdaulat, lapor media setempat.

Di bawah Kesepakatan Oslo, Tepi Barat dibagi menjadi tiga bagian: Area A, yang mencakup semua kota besar Palestina dan berada di bawah kendali penuh Otoritas Palestina; Area B, yang berada di bawah kendali sipil PA dan kontrol keamanan Israel; dan Area C, dikontrol secara eksklusif oleh Israel.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Area A dan Area B membentuk 18 dan 22 persen dari Tepi Barat, masing-masing, dan merupakan rumah bagi hampir 2,8 juta warga Palestina. Diperkirakan 390.000 warga Palestina tinggal di Area C, yang telah menyaksikan perkembangan permukiman Israel dalam beberapa dekade terakhir.

Bagian dari pemukiman Yahudi Maale Adumim, sebelah timur Yerusalem. Israel telah menyetujui 560 rumah baru untuk pemukiman Maale Adumim di Tepi Barat, seorang juru bicara penyelesaian mengatakan pada 4 Juli 2016 dalam sebuah langkah yang kemungkinan akan meningkatkan ketegangan setelah serangkaian serangan Palestina.

Otoritas Palestina sendiri telah membatalkan administrasi ini secara sepihak, namun masih belum jelas langkah praktis apa yang akan diambil untuk menegaskan kedaulatannya atas wilayah Tepi barat. Sementara pemerintah Israel, yang sangat tidak mungkin menyerahkan kendali atas Area B dan C, belum memberikan berkomentar.

Seperti diketahui, perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka selama ini adalah memiliki kedaulatan atas wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan ibukota di Yerusalem Timur. Namun impian itu tampaknya kini sedang dihancurkan oleh Netanyahu.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

Pada bulan Juli, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Palestina akan menangguhkan semua perjanjian sebelumnya yang dibuat dengan Israel, termasuk tentang kerja sama keamanan. Pengumuman itu muncul tak lama setelah pasukan Israel menghancurkan apa yang mereka sebut rumah Palestina yang dibangun secara ilegal di Yerusalem Timur.

Tepi Barat dan Jalur Gaza berada di bawah administrasi militer Israel selama Perang Enam Hari 1967. Sementara Israel secara sepihak memindahkan pasukannya dari Gaza dan membongkar semua permukiman Yahudi di sana pada tahun 2005, Israel telah mempromosikan kebijakan perluasan permukiman di Tepi Barat.

Hari ini, menurut perkiraan PBB, ada lebih dari 400.000 warga Israel yang tinggal di hampir 230 permukiman Tepi Barat, bersama dengan 200.000 lainnya yang tinggal di Yerusalem Timur.

Permukiman Yahudi di Tepi Barat adalah salah satu sumber konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Palestina sangat menentang pembangunan dan perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat berdasarkan hukum internasional. Sementara gerakan zionisme percaya bahwa tanah Palestina secara historis adalah milik mereka. (Alya Karen)

Related Posts

1 of 3,060