Negara Ini Sedang Kacau?

negara kacau, kekacauan, konflik politik, sentimen politik, kompetisi elit politik, elit politik, politik kekacauan, polemik politik, panggung politik, kekacauan besar, indonesia kacau, politik kacau
ILUSTRASI. (Foto: YouTube/Yufid)

NUSANTARANEWS.CO – Kepedulian terhadap negeri membuat banyak orang akan merasa gelisah melihat keadaan, khususnya sekarang-sekarang ini. Betapa tidak, hampir dalam semua sektor negeri ini sedang dalam masalah dan seperti tidak akan segera terselesaikan. Keadaan ekonomi melorot jauh dari kata kesejahteraan. Politik gaduh jauh dari kata baik, tenang dan itikad mendidik serta mengayomi rakyat agar cerdas dalam berpolitik. Hukum masih jauh dari rasa keadilan. Dan segala lainnya, sebagian akan merasakan hal yang sama. Pertanyaan reflektifnya, benarkah negara ini sedang kacau?

Masyarakat hanya disuguhi dagelan-dagelan para oknum-oknum yang memainkan perannya masing-masing. Ada oknum pejabat, entah dia level apapun yang hanya bisa berjanji manis namun pahit realisasinya. Banyak alasan, dalih dan pembenaran dilakukan agar janji-janjinya yang dulu tidak diingat oleh orang. Mereka semua sibuk mempersiapkan dan memastikan agar kekuasaan kembali dalam genggamannya. Waktu yang semestinya digunakan untuk melayani masyarakat, terpotong untuk melayani kepentingan politiknya.

Ada juga oknum elit politik mereka yang hendak memasuki politik dalam perlombaan mencari panggung. Mereka tidak bosan mencari perhatian publik dengan menggoreng isu ini itu sehingga perhatian publik didapatkan. Mereka lupa bahwa isu utama dari negeri ini belum terselesaikan, dan semakin hari semakin menjauh dari unsur perbaikan. Mereka juga ikut mengkampanyekan keberhasilan pemimpin yang mampu menyulap negeri ini dengan lautan infrastruktur. Jika pun benar infrastruktur itu kebanggaan mereka, lalu apa yang bisa dibanggakan dengannya, jika cara yang ditempuh dengan mengandalkan pada utang dengan berbagai macam resiko yang akan ditanggung? Dan benar, sekarang sedang terjadi perdebatan begitu sengit tentang masuknya TKA di negeri ini.

Rakyat juga dipertontokan dengan oknum-oknum pejabat publik yang saling berlomba membuka aib lawan-lawan politiknya. Rasanya tidak penting sekali, sebab bukankah sebenarnya masyarakat sudah mengetahui sendiri bahwa panggung politik memang biasanya diisi oleh oknum-oknum politisi yang mengagungkan kepentingan diri mereka sendiri. Ada lagi yang terbaru, kegaduhan akibat rekaman tentang perbincangan BUMN yang tersebar viral dan diduga berasal dari pejabat terkait.

Dan yang paling menyebalkan adalah oknum dari para media-media yang sebenarnya berfungsi menjadi mulut dan mata rakyat. Sekarang berbalik menjadi seakan media buzzer dari kekuasaan. Kebenaran bukan menjadi yang utama. Fakta bukan menjadi prioritas. Namun framing yang menguntungkan penguasa adalah yang pertama menjadi pertimbangan. Media semestinya kepanjangan dari masyarakat untuk mengontrol jalannya amanat kekuasaan, bukan sebaliknya. Media justru menjadi alat kekuasaan untuk mengontrol masyarakat. Jangan sampai kepercayaan masyarakat terhadap media hilang. Dan sekarang tampaknya mulai terasa.

Hal lainnya adalah ketidakberhasilan dari pelayan tertinggi negeri ini dalam me-manage persatuan dan kesatuan. Sudah beberapa tahun kepemimpinan nasional berjalan, semakin hari justru kegaduhan karena perbedaan sentimen politik kian memanas. Kacau sudah.

Penulis: Lutfi Sarif Hidayat, Direktur Civilization Analysis Forum (CAF)

Exit mobile version