NUSANTARANEWS.CO – Menurut seorang pejabat Venezuela, AS telah lama bermaksud menginvasi negara mereka. Bahkan sejak awal tahun ini, menurut pensiunan Jenderal militer Venezuela, militer mereka telah bersiap-siap melawan gempuran AS dengan menempatkan rudal anti-jet tempur di sepanjang pesisir. Venezuela diyakini memiliki sekitar 5.000 peluncur rudal buatan Rusia. Venezuela juga merupakan negara dengan alutsista terbesar di Amerika Latin.
Retorika Pentagon sementara ini mengatakan bahwa mereka siap melindungi rakyat Amerika dan kepentingan nasional Amerika, namun tudingan bahwa AS berencana menginvasi Venezuela sangat “tidak berdasar.” Anggota Senat mengkritik ancaman Trump kepada Venezuela. Kongres juga tidak akan menyetujui invasi militer ke negara tersebut.
“Kongres jelas tidak akan mengizinkan perang dengan Venezuela,” kata Ben Sasse, anggota Komisi Angkatan Bersenjata Senat.
“Nicolas Maduro memang manusia yang jahat, tapi Kongres menolak voting untuk menumpahkan darah warga Nebraska sebagaimana disampaikan pemerintah hari ini,” kata anggota Senat dari Nebraska itu lagi.
Pada saat yang sama, Washington telah gagal mendapatkan dukungan untuk tindakan militer mereka di Venezuela, demikian dikatakan Presiden Bolivia Evo Morales pada Jumat lalu. Seperti diberitakan, Pence melakukan lawatan ke Amerika Latin pada hari Minggu yang lalu, guna membicarakan krisis Venezuela, dua hari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington sedang mempertimbangkan “pilihan militer” untuk Venezuela. Sementara itu, Argentina, Bolivia, Cile dan Kolombia telah mengambil posisi menentang digunakannya intervensi militer terhadap Venezuela. (Banyu)