Hankam

Natuna, Pagar Teritori yang Harus Terus Diwaspadai

NUSANTARANEWS.CO – Kawasan Pulau Natuna dikaruniai sejumlah potensi sumber daya alam melimpah, namun sayang, hingga kini belum mampu dikelola secara maksimal oleh Indonesia.

Penting diketahui bahwa, perairan Natuna mengandung sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun. Pemanfaatan kekayaan tersebut hanya 4,3 persen oleh Kabupaten Natuna.

Di samping itu, seperti dilaporkan Antara, kawasan yang terletak di 225 km di sebelah utara Pulau Natuna (di ZEEI) adalah ladang gas D-Alpha dengan total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT yang merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.

Menteri ESDM pernah mengungkapkan di perairan sekitar Natuna terdapat sekitar 16 blok untuk migas, di mana 5 blok sudah berproduksi dan 11 blok sedang bereksplorasi.

Aksi pencurian ikan di kawasan perairan Natuna marak terjadi. Sepanjang tahun 2016 lalu, berkali-kali kapal nelayan Cina tertangkap basah tengah menjaring ikan. Tak tanggung-tanggung, gerombolan kapal nelayan Cina ini dikawal sejumlah Kapal Penjaga Pantai (Coast Guard) agar aksi pencurian ikannya tidak diganggu oleh kapal-kapal patroli dari KKP maupun dari TNI AL Indonesia.

Baca Juga:  BAIS TNI, Satgas Yon Arh 08/MBC Dan Imigrasi Nunukan Amankan 6 WNA Asal Filipina

Selain itu, kawasan sekitar Natuna, Kepulauan Riau selama ini memang sunyi tetapi diam-diam menjadi pusat perhatian dunia karena berbatasan langsung dengan sejumlah negara, termasuk Laut Cina Selatan yang kini tengah menjadi sengketa.

Itulah sebabnya, mengapa pembangunan pangkalan militer di Perairan Natuna oleh militer Indonesia begitu mendesak untuk dilakukan. Natuna adalah pertaruhan gengsi berteritori yang paling menentukan. Sebab di seberang utara sana geliat lidah naga semakin menjulur dan sering memercikkan percikan gelombang laut yang menerpa ke segala arah. Beberapa kali penampilan unjuk kekuatan militer Indonesia di pangkalan militer Natuna menarik untuk dicermati.

Natuna adalah pagar teritori yang patut diwaspadai karena lalulintas militer di Laut Cina Selatan begitu tinggi tensinya. Cina sudah membangun pangkalan militernya di kawasan itu dan seakan tidak terbendung lagi untuk menancapkan hegemoninya di perairan kaya energi fosil itu.

Meski dengan kepulauan Natuna tidak mengklaim, tetapi Cina dengan tegas menyatakan bahwa perairan ZEE Natuna bersinggungan dengan klaim teritorinya. (*)

Baca Juga:  Tim Gabungan TNI dan KUPP Tahuna Gagalkan Penyelundupan Kosmetik Ilegal dari Filipina

Editor: Romandhon

Related Posts