NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aktivis HAM Natalius Pigai merasa prihatin dengan aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Pria yang dikenal sebagai pegiat hak asasi manusia ini mengatakan tak sulit untuk mempelajari nilai-nilai spiritualitas yang diajarkan dalam agama Islam.
“Belajar dan mencintai Islam tidak mesti menjadi seorang muslim. Biarpun tetap berbeda agama, aku cukup menghayati nilai spiritualitas agama Islam tentang ukhuwah (Islamiyah, Insaniyah dan Wathoniah),” kata Pigai kepada redaksi, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Baca juga: Ketum GP Ansor Minta Maaf Soal Kegaduhan Bukan Pembakaran
Dengan kata lain, Pigai hendak menyampaikan bahwa seharusnya semua pihak baiknya saling menghargai perbedaan guna menjaga persaudaraan tersebut. Termasuk soal panji Islam (kalimat tauhid) yang suci.
“Aku cukup menghayati nilai spiritualitas agama Islam tentang ukhuwah (persaudaraan) dan bertekuk lutut di hadapan panji-panji Rasulnya karena kita berasal dari sana; Allah Yang Maha Pencipta Langit dan Bumi serta segala isi semesta alam,” ujarnya.
Baca juga: Santri Harus Tunjukkan Perilaku Islami, Bukan Klaim dan Retorika
Seperti diketahui, aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Bahkan, telah mengundang ormas-ormas Islam turun ke jalan menentang aksi kontroversial tersebut meskipun telah diklarifikasi oleh oknum yang melakukan tindakan itu.
Pewarta: Almeiji Santoso
Editor: M Yahya Suprabana