Berita UtamaPeristiwa

Napak Tilas 93 Tahun Runtuhnya Imperium Besar Ottoman

NUSANTARANEWS.CO – Tepat hari ini Jum’at (3/3/3017) dunia tengah mengenang 93 tahun runtuhnya salah satu imperium besar dunia Ottoman (Kekhalifahan Turki Ustmani). Ottoman merupakan imperium lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299.

Seiring penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II tahun 1453, negara Utsmaniyah berubah menjadi kesultanan yang mampu mengusai lebih dua pertiga dunia. Namun pada 3 Maret 1924, kerajaan yang menjadi poros tunggal kekuatan umat muslim di dunia itu runtuh, setelah berjaya selama 625 tahun. Usai keruntuhannya 93 tahun silam, kini daratan bekas kekaisaran Ottoman itu terkapling-kapling menjadi 50 negara, termasuk daratan Balkan dan sekitarnya.

Sebagai imperium besar dunia, kerajaan Turki Ustmani pengalami puncak kejayaan (golden age era) terbentang sejak abad ke-16 hingga 17 M. Ketika berada di bawah tampuk pemerintahan Suleiman Agung.

Pada masa itu, Kesultanan Utsmaniyah merupakan salah satu negara terkuat di dunia. Ia merupakan imperium multinasional dan multibahasa yang mengendalikan sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara dan Tanduk Afrika.

Baca Juga:  Perdana Menteri Thailand Kagumi Manuskrip Al Quran Tertua Asal Aceh

Namun memasuki akhir abad 19, imperium Ottoman yang terkenal tangguh itu mengalami keruntuhan. Adalah Mehmed VI yang menjadi Sultan Ottoman terakhir, setelah menggantikan Mehmed VI, khalifah ke-40 Turki Utsmani dan khalifah Islam ke-100.

Munculnya berbagai gerakan oposisi sekuler dan nasionalis dihampir daratan Eropa memicu imperium Turki Ustmani limbung. Dalam konteks ini, Mustafa Kemal Ataturk merupakan sosok yang paling bertanggung jawab atas hancurnya peradapan Ottoman. Di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk, kesultanan Turki Ustmani berubah nama menjadi Republik Turki.

Tak hanya itu, sejak dinahkodai Mustafa Kemal Ataturk, Turki benar-benar mengalami ketercerabutan akar kebudayaannya. Ini menyusul kebijakan Kemal Ataturk yang melakukan gerakan ‘revolusi kebudayaan’ yang memilih berkiblat ke Eropa. Mulai dari sistem pemerintahan hingga hukum adat dan cara berpaikaianpun turut berubah total. Tarbus yang yang menjadi identitas kebudayaan masyarakat Turki diganti menjadi topi dll.

Penulis: Romandhon

Related Posts

1 of 424