Budaya / SeniPuisi

Nanti Februari – Puisi Puput Amiranti

Puisi Puput Amiranti

 

GINA

 

Gerimis di tubuhmu

harga mati. waktu

sandaran batu-batu

beli kain tak pasti

Laut, tak cukup tahu

tak memilah, akar hirup

berbelah ujung kayu—

Amarah

tak mengerti

 

 

IRENE

 

Lewat sesaji, ufuk nan matang

Genapkan bahumu, karna pagi lekas kan berlari

 

Tak ada badai, tak ada mata

Karna hari, Irene, akan jadi tuah-tuah

Di kesenjaan, waktu kawinkanmu jadi

Paling berharga

 

Di kebumian, jendelaku singgah sejenak

Bersajak;

Tak ada waktu yang lembaga

Hari-hari pasti

Lelucon kedermawanan

Tak ada rabu, tak ada tiang

Dekap pasti; antara nada

Puncak dan kesepian

 

 

PELATUK POHON

 

Fajar ringkas gelap, api

kau datang

bukan buih sunyi

 

Meski sungai panjang

lekuk tampakmu, diam

 

Tanpa wirid, tak kaukenang malam

tanpa jubah, tanpa langgam dalam

 

Mungkin ke tengah, ketololan cuaca

guratkan lesu

lagu yang sama dan kau

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

tetap diam

 

semusim, ku bersandar

garis lengkungmu

membuah—

bahwa kau tiada apapun

lanun dan jawaban

 

 

 

NANTI FEBRUARI

 

Kapal senja yang karam

karang di keluan

tak akan, tak akan       haluan berlalu

 

Mungkin percaya, mungkin laut

kecemasan dan buatan

 

Ibu merenda sendiri, kisah-kisah

bermukim di jiwa dan

wahyuku

 

hidup sendiri

jadi rumah bernama

kekembang

 

Tak ada riuh tak lari

tak ada maut tenggelam

 

sekali lagi, kau panggil namaku

(bukan lari) bumi tak haru

haluan

 

Lain warna

jadi hijau awan

tahun—tuk teruskan

Puput Amiranti, dengan nama lengkap Puput Amiranti Nugrahaningrum. Lahir di Jember, 24 April1982. Lebih banyak menghabiskan waktunya di pedalaman Kabupaten Blitar dengan menjadi guru dan pembina teater di sebuah sekolah di sana. Alumnus Sastra Inggris Unair ini, karya-karya puisinya sempat dimuat di pelbagai media cetak, online, dan radio, yakni: Surabaya News, Surabaya Post, Surya, Jawa Pos, Media Indonesia, Aksara, Lampung Post, Pikiran Rakyat, Jurnal Perempuan, Majalah Bende (Taman Budaya Jawa Timur), Kidung, Jurnal Sajak Edisi 3, Radar Banjarmasin, Harian Rakyat Sultra, juga menulis geguritan (puisi berbahasa Jawa) dan termuat di majalah Jayabaya dan termuat di antologi Pasewakan (Konggres Sastra Jawa III, 2011). Media online Indonesia-Australia, AIAA News dan dibacakan di radio Indonesia-Jerman, Deutsche-Welle (Januari, 2004).

__________________________________

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 120