NUSANTARANEWS.CO – Sebuah museum Alkitab baru akan di buka akhir pekan ini di Washington. Sebelumnya berbagai pertanyaan tentang asal usul beberapa artefak dan penggambarannya terhadap kitab suci sempat bergulir sebelum akhirnya museum ini dapat dibuka ungtuk publik.
Dilaporkan Reuters, berbagai naskah kuno dan Alkitab Elvis Presley’s dipajang di museum ini. Para sponsor dari musium tersebut mengatakan bahwa koleksi yang mereka miliki menawarkan pandangan ilmiah dan sekretarian tentang salah satu tulisan suci yang paling banyak diperdebatkan dalam sejarah. Hal tersebut sebagai tindak lanjut dari misi awal yang mereka baya yaitu “menghidupkan kembali firman Allah.”
Pihak pengelola musium juga memaparkan bahwa tujuan dari dibukanya musium tersebut hanya bertujuan menginformasikan, bukan untuk tujuan dakwah.
“Ini bukan tentang mendukung iman kita,” kata Steve Green seorang Southern Baptist yang merupakan ketua dewan musium. “Kami hanya ingin menyajikan fakta dan membiarkan pengunjung memutuskan.”
Pembukaan museum dilakukan pada hari ini (18/11/2017). Para pengunjung yang datang akan melihat keagungan Alkitab sedari pertama kali memasuki gerbang yang dihiasi dengan ukiran 80 baris pertama Book of Genesis dari Alkitab tersebut yang berasal dari abad ke-15.
Musium dengan delapan lantai tersebut terletak di tempat wisata utama yang terletak yidak jauh dari National Mall menampilkan koleksi pribadi Torah yang terbesar di dunia. Pemandangan cerita-cerita alkitabiah juga akan pengunjung jumpai seperti risalah banjir Nuh dan penciptaan kembali sebuah desa di Timur Tengah di masa Yesus.
Musium ini juga dilengkapi dengan panduan digital dan tampilan interaktif yang menjawab pertanyaan di Alkitab. Sebuah taman di bagian atap juga menjadi tempat yang sangat menarik karena memiliki berbagai jenis tanaman yang disebutkan dalam alkitab.
Profesor Joel Baden yang merupakan keran penulis “Bible Nation” yaitu sebuah buku tentang Hobby Lobby mengatakan bahwa musium tersebut sebenarnya tidak mencerminkan kompleksitas Alkitab secara keseluruhan.
“Menceritakan sebuah kisah Alkitab yang merupakan Protestan Amerika,” katanya dalam sebuah wawancara telepon sebagaimana diberitakan Reuters. Sementara itu meski sedikit masih pula memberikan perhatian terkait orang-orang Katolik Roma, Yahudi, Muslim dan Mormon.
Sebagai informasi, hingga saat berita ini diturunkan untuk memasuki musium ini pengunjung tidak dikenakan tarif atau gratis. Namun, hal ersebut belum diketahui berlaku hanya saat pembukaan atau berlaku seterusnya.
Penulis: Riskiana