Kapasitas dalam Jejak
Aku terjebak…
Terhimpit tembok kehampaan
Melewati batas kapasitas
Kulakukan sesuai keyakinan
Namun mereka kira hanya kesiaan
Jejak ku tak dianggap
Untuk apa sebenarnya
Hanya merugi saja
Memang…
Tapi Tuhan pemegang keadilan
Biji jarakpun sebuah kebajikan
Kulakukan sesuai kapasitas
Sesuai petuah bijak sang tuan
Yang datang dalam perenungan
Purwokerto, 20 Februari 2019
Hindia Belanda
Ratapan itu kisahkan masa lalu
Tatap sayu mata yang kuyu
Terngiang desing peluru
Bersaut-sautan
Tinggalkan jejak ketakutan, kekalutan
Ucapnya tersirat kengerian
Moyangku memegang bambu
Berlari bersembunyi
Selamatkan diri
Mungkin kamu tahu, cerita di buku sakuku
Tapi adakah perubahan, dimasa kemudian
Pagi berlalu kemudian petang
Bumiku berbenah diri
Bukan Hindia Belanda lagi
Sang tuan penguasa tanah, kumohon bijak budi
Semoga negeriku tak dijajah lagi
Purwokerto, 20 Februari 2019
Monolog
Rantai berantai bertahta duka
Sukma membajak nelangsa tak bersisa
Apa guna entah apa
Tak mudah tertebak oleh kiasan kata
Bersemayam dalam nyata
Menunggu gubahan asa
Entah berapa lama
Terlanjur bertaruh
Tak akan jatuh
Berdiri meski sendiri
Banyumas, 21 Mei 2018
Dyah Titi Sumpenowati, kelahiran Banyumas, 30 Januari 1999. Menyukai sastra dan seni, suka menulis, menyukai musik dan tertarik belajar bahasa Inggris, saat ini menjadi mahasiswa semester 2 di IAIN Purwokerto. Bisa dihubungi via, email: [email protected], [email protected], dts_dyati18, Twitter: dts_dyati18
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]
Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co