NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Setelah sukses menggelar Miss Internet Indonesia 2017 di Nusa Dua, Bali pada Ahad (30/4) kemarin, Ketum APJJI Jamalul Izza mengatakan bahwa ajang tersebut ditargetkan menuju kancah internasional. Menurutnya, kini kontes kecantikan ini sudah masuk sebagai salah satu dari 18 inisiatif unggulan dari komunitas teknologi informasi dan komuniaksi dalam nominasi tahunan Anugerah World Summit on the Information Society (WSIS Prizes) yang diselenggarakan oleh PBB sejak 2012 silam.
Seperti diketahui, Marsya Gusman berhasil menjadi pemenang Miss Internet Indonesia 2017. Gadis cantik berusia 23 tahun asal DKI Jakarta ini sebelumnya diketahui juga pernah menyabet gelar Miss Earth Best Talent 2016. Miss Earth adalah kontes kecantikan tahunan berskala internasional bertema lingkungan hidup dan bertujuan mempromosikan kepada publik kepedulian dan kepekaan terhadap masalah lingkungan.
“Kenapa bisa kontes Miss Internet Indonesia dipilih dalam program internasional sekelas ini? Karena di negara lain belum pernah ada kontes semacam ini. Ini pertama kali yang pernah ada,” ungkap Izza dalam siaran persnya yang diterima redaksi.
Jamal menjelaskan ke-18 inisiatif tersebut membutuhkan vote agar dapat melaju ke babak berikutnya, yaitu penentuan lima inisiatif unggulan untuk WSIS Champion berdasarkan perolehan suara terbanyak. Setelah itu tim pakar WSIS akan menilai lagi ke lima unggulan tersebut untuk mendapatkan satu untuk setiap kategori.
Mengingat bobot acara kontes kecantikan unik ini, APJII tahun ini mendapat dukungan dari Kementrian Komuniasi dan Informatika (Kominfo), Kementrian Perindustrian dan Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementrian UKM), dan Kepolisian RI dalam penyelenggaraan Miss Internet Indonesia 2017.
I Gede Yudhatama, Ketua Pelaksana Miss Internet Indonesia 2017, rencana kerja Miss Internet Indonesia meliputi ruang lingkup seminar, workshop, diskusi, roadshow, bimbingan masyarakat dan menulis artikel untuk membangun opini positif terhadap industri Internet, yang kini sudah menjadi hajat hidup orang banyak. Untuk lebih menggaungkan kampanye positif, APJII juga memilih Miss Internet Wilayah.
“Selain Miss Internet Indonesia, kami juga memilih miss internet wilayah, ada 12 miss internet wilayah yang akan melaksanakan tugas di wilayah masing-masing. Kalau Miss Internet Indonesia lebih sebagai corong untuk mensuarakan gerakan secara nasional, Miss Internet Wilayah akan mensosialisasikan kegiatan secara lokal,” ungkap Yudha.
APJII berharap acara Grand Final di Bali bukan akhir dari acara puncak, namun hal tersebut merupakan “Gong” pembuka dari pengejewantahan program Miss Internet kepada masyarakat. Kontes seperti merupakan grand final dengan konsep unik dan belum pernah ada dalam kontes-kontes kencantikan yang pernah ada.
Kedepannya, APJII berharap bisa mengadakan kontes lainnya dalam skala nasional untuk mempromosikan visi dan misi asosiasi, diantaranya kontes yang berkaitan dengan dunia cyber, pendidikan tentang Internet dan techno-preneurship.
“Sekarang Indonesia sedang bertransformasi ke dunia digital. Ada tiga komponen yang perlu di perhatikan dalam transformasi ini, yakni komponen masyarakat, bisnis dan pemerintah. Program seperti ini penting untuk komponen masyarakat. Kalau kita berfikir menggunakan internet secara positif, kreatif dan cerdas, pasti nggak berfikir negatif lagi. Kita sedang bertransformasi, kalau kita mikir yang negatif, begitu kita sadar kalau ternyata internet banyak sekali manfaatnya, ternyata kita sudah ketinggalan jauh, jadi tidak bisa merasakan lagi manfaat positifnya baik untuk bisnis maupun hal lain,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) dari Kementrian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) Semuel ‘Sammy’ Abrijani Pangerapan.
Pewarta: Eriec Dieda
Editor: Romandhon