NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Sebagian besar warga Gersik Putih yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Menolak Reklamasi (Gema Aksi) dengan tegas menolak pembangunan tambak undang di kawasan pantai Gersik Putih.
Rencana pembangunan tambak udang yang dicanangkan oleh Pemdes Gersik Putih, Gapura, Sumenep telah mendapat respon negatif dari warga setempat sejak bebera pekan yang lalu.
Bahkan, Gema Aksi berani menghentikan penggarapan tambak menghentikan para pekerja yang berada di tengah pantai, serta menyeret paksa eksavator ke tepi pantai.
Tak cukup sampai di situ, para warga juga protes ke Kepala Desa Gersik Putih, Muhab yang kala itu sedang memantau proses penggarapan tambak.
Alih-alih mendengarkan aspirasinya, Kepala Desa Gersik Putih malah cekcok dengan masyarakat. Tidak ada bentrok fisik antara warga dengan aparat desa dan penggarap, namun mereka sempat cekcok mulut.
”Aksi merupakan upaya yang kesekian kalinya yang dilakukan oleh warga dalam menolak rencana penggarapan tambak garam. Karena di sana (Pantai) adalah ruang hidup, akan banyak orang dikorbankan jika dialih fungsi menjadi tambak,” kata Koordinator Lapangan Aksi warga Herman Wahyudi pada Jumat, 14 April 2023.
“Alat berat didatangkan dan pekerjaan tetap dilakukan, ini sama halnya Desa tidak menjaga kondusifitas. Sudah tahu kondisinya memanas, itu kan memancing emosi warga,” imbuhnya.
Tindakan pemdes dan penggarap terkesan memaksa pembangunan tambak di tengah situasi panas penolakan warga. Hal ini jelas memicu masyarakat untuk melakukan aksi anarkis untuk menolak proyek tersebut.
Dari informasi yang didapat, penggarapan tambak garam ini merupakan praktik illegal yang tidak dilengkapi dokumen perijinan dari dinas terkait.
“Kami berharap, Pemkab turun tangan, jangan biarkan masyarakat bergerak dan berjuang sendiri untuk mempertahankan Pantai yang merupakan ruang hidupnya,” pintanya.
Hingga berita ini ditulis, Kepala Desa Gersik Putih, Muhab belum memberikan klarifikasi terkait kontroversi penggarapan tambak garam di wilayah pantai Gersik Putih. (mh)