NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Jurnal Imliah yang terakreditasi di Indonesia hingga sekarang ternyata masih sangat minim.
Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, dari 51.158 jurnal yang terdaftar di International Standard Serial Numbers (ISSN), hanya 530 jurnal ilmiah yang terakreditasi. Dapat dikatakatan ada 50.628 jurnal belum terakreditasi. “Ya, itu mesti kita dorong,” kata Nasir di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Baca Juga:
- Menristekdikti Tekankan Pentingnya Riset dan Publikasi Internasional
- Ketua BEM UI Dipastikan Tidak Akan Mendapat Sanksi Dari Kemenristekdikti
- Telkom dan Kemenristekdikti Kembangkan Platform IdREN
- Hal Ihwal Hilirisasi Inovasi Riset Kemenristekdikti
- Kemenristekdikti Akan Pangkas Regulasi yang Mengancam Inovasi
530 jurnal tersebut, kata Nasir, terakreditasi di LIPI dan Kemristekdikti. Rinciannya, 197 jurnal terakreditasi LIPI, dan 333 sisanya terakreditasi Kemristekdikti.
“Peringkat akreditasi dibagi menjadi enam klaster. Peringkat pertama, nilainya minimal 85 sampai 100, peringkat kedua nilai minimal 70, peringkat ketiga minimal 60, peringkat keempat minimal 50, peringkat kelima minimal 40, dan peringkat keenam minimal 30,” jelas Nasir.
Untuk jurnal yang mendapatkan peringkat pertama, lanjutnya, sudah tergolong jurnal internasional, yang disesuaikan dengan standar Scopus.
“Sedangkan peringkat kedua sampai keenam masuk jurnal nasional,” jelas dia.
Nasir menambahkan, selain perkara akreditas, problem selanjutnya terkait publikasi ilmiah, yakni jumlahnya yang terlalu banyak. “Sebenarnya Indonesia telah kebanjiran jurnal ilmiah,” ujarnya.
Jika merujuk pada kebutuhan, kata dia, Indonesia hanya membutuhkan 7.817 jurnal ilmiah, atau hanya 15 persen dari jurnal yang sekarang terbit.
“Tentunya jurnal tersebut mesti mampu menjawab kebutuhan bangsa, berkualitas, dan terakreditasi,” kata dia.
Nasir pun berharap, dengan penerbitan Permenristekdikti 9/2018 tentang tentang Akreditasi Jurnal dan Perkembangan Science and Technology Index (SINTA), semakin banyak pula jurnal Indonesia yang terakreditasi.
Nasir juga optimistis jika semakin banyak jurnal yang terakreditasi maka Indonesia memiliki peluang yang cukup besar untuk berubah menjadi negara maju. “Kalau 51.158 itu bisa masuk peringkat (akreditasi) semuanya, maka Indonesia mungkin bisa bersaing dengan Amerika,” tandas Nasir.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.