Mancanegara

Militer Myanmar Pegang Kendali Pemerintahan

Militer Myanmar Pegang Kendali Pemerintahan
Militer Myanmar Pegang Kendali Pemerintahan/Foto: via Sputnik

NUSANTARANEWS.CO, Naypyidaw – Militer Myanmar pegang kendali pemerintahan. Kudeta 1/2/21 yang dilancarkan oleh militer Myanmar dipicu dengan meningkatnya ketegangan antara pihak pemerintah dengan militer dalam beberapa hari belakangan setelah pihak militer mengklaim terjadi kecurangan yang masif dalam pemilu 8 November lalu – di mana Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menang telak dengan raihan 396 kursi parlemen dari 476 yang diperebutkan. Kemenangan besar NLD dibandingkan dengan pemilihan 2015 cukup mengejutkan pihak militer – yang partai proxynya, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan hanya memenangkan 33 kursi.

Senin dini hari, Tatmadaw, sebutan militer Myanmar menahan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan para pemimpin lainnya dari partai yang berkuasa. Beberapa jam kemudian, militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat dan mengatakan kekuasaan telah diserahkan kepada panglima angkatan bersenjata, Min Aung Hlaing.

Siaran televisi militer Myanmar mengumumkan bahwa militer telah mengambil alih kendali negara itu untuk satu tahun ke depan. Pengumuman itu juga mengutip bagian dari konstitusi yang menyatakan bahwa pihak militer dapat mengambil kendali pemerintahan jika terjadi darurat nasional.

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Juru bicara NLD Myo Nyunt mengatakan bahwa Suu Kyi, Win Myint, Han Tha Myint , dan para pemimpin partai lainnya telah “dibawa” dalam penggerebekan dini hari. Nyunt juga menambahkan bahwa dirinya juga akan ditahan.

Sementara media barat melaporkan bahwa, saluran komunikasi tidak berfungsi dan gangguan internet dilaprkan telah terjadi sejak pukul 3 pagi. Dilaporkan pula bahwa tentara terlihat di Naypyidaw dan kota-kota besar di Yangon.

Tatmadaw dilaporkan juga telah menahan pejabat negara dan para aktivis oposisi. Penahanan para aktivis ini menyusul laporan setelah penahanan beberapa tokoh senior partai berkuasa Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Direktur Eksekutif Burma Human Rights Network (BHRN) yang berbasis di London, Kyaw Win, menuturkan sejumlah mitranya di Myanmar berupaya kabur dan bersembunyi dari ancaman penahanan militer.

“Sangat sulit untuk mengetahui situasi di Myanmar saat ini, tetapi dari yang saya tahu hampir semua aktivis di sana mencoba kabur dan bersembunyi. Beberapa orang juga telah ditangkap,” kata Kyaw Win seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Kudeta militer ini telah membawa krisis politik dan situasi di Myanmar kian tak menentu. Yang jelas pihak militer telah memegang kendali untuk sementara ini. (AS)

Related Posts

1 of 3,052