Berita UtamaOpiniPolitikTerbaru

Mewaspadai Proyek Jalur Sutra Maritim

Mewaspadai Proyek Jalur Sutra Maritim
Mewaspadai proyek Jalur Sutra Maritim

NUSANTARANEWS.CO – Presiden Cina  Xi Jinping telah mencanangkan The Silk Road Economic Belt and the 21st-century Maritime Silk Road dalam pidatonya di Gedung DPR RI pada 2013 lalu. Xi juga telah mengungkapkan rencana ambisius Cina untuk menciptakan koridor ekonomi skala global yang membentang lebih dari 60 negara. Dengan tujuan ingin membantu negara lain dengan membangun basis industri. Itu sebabnya mengapa, Cina memindahkan kegiatan produksinya ke luar negeri. Xi menyatakan bahwa di abad 21 tidak ada negara yang bisa tumbuh sendirian. Oleh karena itu, dalam 5 tahun ke depan, investasi Cina ke luar negeri akan mencapai US$ 1,25 triliun

Baca: Strategi Baru Cina di Timur Tengah

Melihat sepak terjang Cina yang semakin agresif belakangan ini, akademisi Jepang Masako Kuranishi mengingatkan Indonesia agar sangat hati-hati terhadap gerakan Cina di Asia terutama di Indonesia. Kuranishi mengatakan bahwa Indonesia jangan sampai salah langkah bila tidak mau benua Nusantara menjadi berantakan diacak-acak oleh Cina.

Baca Juga:  Membanggakan, Pemkab Pamekasan Kembali Raih Anugrah Adipura Tahun 2023

Baca Juga: Geopolitik Indonesia Di Mata Cina

Cina sangat berbaik hati terhadap Indonesia belakangan ini, tentu mempunyai maksud. Oleh karena itu, bangsa Indonesia patut waspada. Bila tidak hati-hati, kemungkinan munculnya huru hara Anti Cina bisa menghantam warga Indonesia sendiri khususnya keturunan Cina.

Seperti ramai diberitakan, Yusril Ihza Mahendra telah mengkritik kebijakan tentang masuknya tenaga kerja Cina sebagai bagian dari syarat investasi dan pinjaman pemerintah Cina kepada Indonesia. Menurut Yusril, syarat seperti itu harus ditolak karena Indonesia bakal kebanjiran pekerja asal Cina. Sebagai informasi, Cina telah memberikan pinjaman lebih dari 570 trilyun. Atau lebih dari seperempat jumlah APBN 2016.

Hal yang paling dikhawatirkan adalah merampas kesempatan kerja rakyat Indonesia sendiri. Bahkan, Yusril menilai, kedatangan pekerja asing itu dapat berpotensi menimbulkan masalah sosial, politik, dan keamanan. Masuknya pekerja Cina, yang diperkirakan bisa mencapai 10 juta orang itu, jelas tidak mudah untuk dikontrol.

Baca Juga:  Anton Charliyan: Penganugrahan Kenaikan Pangkat Kehormatan kepada Prabowo Subianto Sudah Sah Sesuai Ketentuan Per UU an

Sinyalemen Kuranishi dan Yusril jelas merupakan ancaman nyata bagi kedaulatan NKRI. Serangan yang datang jelas bukan peluru dan kapal perang, tapi uang dan tenaga kerja. Misal, dengan kekuatan uang, Cina bisa menggusur rakyat disepanjang jalur kereta cepat dengan alasan keamanan. Bahkan bisa membangun Mega City untuk memindahkan rakyatnya ke Indonesia. Demikian pula dengan masuknya tenaga kerja Cina, bukan saja merugikan pribumi asli, tapi juga mengancam eksistensi pribumi keturunan. Bila bangsa Indonesia tidak hati-hati, bisa jadi pekerja Cina yang masuk tidak perlu turun tangan untuk menghabisi pribumi keturunan, karena dengan politik adu domba, sangat mudah menimbulkan kerusuhan anti Cina di tanah air.

Peristiwa pembakaran 8 rumah ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara, boleh jadi merupakan sinyal mulai berjalannya politik adu domba pribumi asli dan keturunan. Betapa tidak bila Sumatera Utara yang selama ini telah dikenal sebagai dae­rah per­contohan untuk kerukunan umat beragama di Indonesia, tiba-tiba meledak huru hara yang secara spontan membakar rumah ibadah. (Agus Setiawan)

Baca Juga:  Asisten Administrasi Umum Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2025

Artikel Terkait: Mencermati Jalur Sutra Maritim

Related Posts

1 of 24