Hankam

Mewaspadai Konsep Indo Pasifik dan Persekutuan QUAD

Indo Pasifik
Indo Pasifik

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Global Future Institute mengingatkan pemerintah, terutama pemangku kepentingan kebijakan negeri RI, untuk mencermati dan mewaspadai terbentuknya Konsep Indo Pasifik dan Persekutuan Empat Negara (Quadrilateral Securiy Dialogue/QUAD). Negara-negara yang masuk dalam QUAD ini di antaranya AS, Australia, Jepang dan India.

Aliansi keempat negara tersebut dipastikan merupakan sebuah persekutuan untuk membendung pengaruh Cina di kawasan Asia Pasifik.

Baca juga: Indonesia Harus Punya Kontra Skema Hadapi Runtuhnya Perjanjian INF

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang aktif mengusulkan Konsep Indo Pasifik yang disampaikan di berbagai kesempatan forum ASEAN. Ambil contoh misalnya pada pertemuan bertajuk ASEAN Foreign Ministers Retreat (AMM Retreat) di Chiang Mai, Thailand, 18 Januari 2019 lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia menyambut baik kontribusi dan masukan anggota ASEAN yang telah memperkaya konsep Indo-Pasifik ASEAN. Di tengah dinamika kawasan, konsep kerja sama Indo-Pasifik ASEAN akan mengukuhkan sentralitas ASEAN dalam berkontribusi bagi kestabilan dan kesejahteraan kawasan secara berkelanjutan.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Indonesia bersama dengan negara anggota ASEAN mengajak semua mitra untuk terus mengembangkan konsep kerja sama Indo-Pasifik. Pemerintah Indonesia memandang bahwa ASEAN harus proaktif dalam menyikapi perkembangan dan perubahan strategis di kawasaN serta harus selalu menjadi penggerak perubahan di kawasan, termasuk kawasan Indo-Pasifik.

Dicabutnya Perjanjian INF antara AS dengan Rusia pada Februari 2019 lalu akan berdampak pada meningkatnya perlombaan senjata konvensional dan proliferasi senjata nuklir di berbagai belahan negara, termasuk di Asia Tenggara. Terlebih semakin memanasnya pergolakan di Semenanjung Korea.

Baca juga: Pencabutan Perjanjian INF Disebut Penanda Perang Dingin Jilid II

Bukan saja akibat ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara menyusul diujicobakannya rudal balistik antarbenua oleh Presiden Korea Utara Kim Jong-un. Namun, selain itu situasi semakin genting di Asia Timur ketika Cina maupun Korea Utara sama-sama berkeinginan untuk berada pada posisi yang menguntungkan dan menciptakan perimbangan kekuatan dalam kualitas persenjataan strategisnya dalam berhadapan dengan Amerika Serikat maupun sekutu-sekutunya.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Situasi inilah yang mendesak peran aktif pemangku kepentingan kebijakan luar negeri RI untuk mencermati dan mewaspadai terbentuknya Konsep Indo Pasifik dan Persekutuan QUAD.

Di era Soekarno, menghadapi situasi semacam ini Indonesia memiliki gagasan Konferensi Asia-Afrika. Di era Soeharto, Indonesia justru membangun dan memimpin ASEAN. Artinya, Soekarno dan Soeharto adalah contoh dua sosok pemimpin yang strong leader dan imajinatif dalam menjabarkan politik luar negeri bebas aktif.

(eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,050