Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Meski Dikecam Korut, Korsel dan Amerika Tetap Gelar Latihan Militer Gabungan

Meski dikecam Korut, Korsel dan Amerika tetap gelar latihan militer gabungan
Meski dikecam Korut, Korsel dan Amerika tetap gelar latihan militer gabungan/Foto: NHK

NUSANTARANEWS.CO, Seoul – Meski dikecam Korut, Korsel dan Amerika tetap gelar latihan militer gabungan. Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah memulai latihan militer gabungan tahunan mereka pada hari Senin (16/8), meski mendapat kecaman keras dari Korea Utara. Pejabat militer Korea Selatan mengatakan bahwa pelaksanaan latihan militer akan berlangsung hingga 26 Agustus mendatang.

Korea Selatan dan AS memang kerap menggelar latihan militer rutin, terutama di musim semi dan musim panas – namun Korea Utara selama beberapa dekade belakangan merespon latihan tersebut sebagai bagian dari rencana invasi.

Militer Korea Selatan sebelumnya telah mengumumkan bahwa hanya personel penting yang akan berpartisipasi secara tersebar untuk mencegah penyebaran virus korona.

Latihan yang akan berlanjut selama sembilan hari ke depan ini, sebagian besar tlebih kepada pelatihan pos komando yang disimulasikan komputer dengan personel minimum tanpa ada pelatihan lapangan langsung, kata Kepala Staf Gabungan (JCS).

Baca Juga:  Ramadhan Berbagi, Pemdes Rombasan Santuni Anak Yatim dalam Peringatan Nuzulul Qur'an

“Aliansi membuat keputusan setelah mempertimbangkan secara komprehensif situasi COVID-19, postur pertahanan bersama dan cara-cara untuk mendukung upaya diplomatik untuk denuklirisasi dan mendorong perdamaian abadi di semenanjung Korea,” kata JCS dalam sebuah pernyataan.

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menuduh Korea Selatan “berperilaku jahat” karena melanjutkan latihan. Pejabat senior lainnya mengatakan pada hari Rabu bahwa Seoul dan Washington mempertaruhkan “krisis keamanan yang serius” dengan memilih untuk meningkatkan ketegangan, daripada meningkatkan hubungan.

Seperti diketahui, AS tetap mempertahankan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan sejak berakhirnya Perang Korea 1950-53 dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai sehingga situasi semenanjung Korea secara teknis masih dalam keadaan perang.

Belakangan, latihan militer gabungan Korea Selatan-AS memang telah dikurangi untuk memfasilitasi pembicaraan yang bertujuan agar Pyongyang menghentikan program nuklir dan rudal jelajahnya dengan imbalan keringanan sanksi AS. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049