MancanegaraSport

Mesir Hidupkan Kembali Seni Bela Diri Kuno Mereka

NUSANTARANEWS.CO – Tahteeb begitulah dikenal oleh masyarakat Mesrir. Sebuah seni bela diri yang telah berusia lebih dari setengah abad.

Seni bela diri tersebut dipraktikkan dalam sebuah pertandingan yang dilakukan oleh dua orang pria dimana para penonton dapat melihat seorang pecundang terluka atau bahkan hingga kehilangan nyawa. Namun, kesenian ini kemudian sempat tidak diijinkan, sebagaimana rujukan yang tertulis dalan sebuah makam Mesir kuno.

Tepatnya di kota Sohag yang terletak di tepi sungai Nil-Mesir tengah, sebuah sekolah bela diri bekerja untuk menjaga agar olahraga kuno tidak punah.

“Dahulu game ini adalah kekerasan dan sekitar 60 atau 70 tahun yang lalu ini mirip game fighting. Karena itulah era yang dikenal sebagai salah satu kedewasaan,” kata Sabry Mohamed, yang merupakan pendiri sebuah pusat pelatihan Tahteeb pada tahun 2012.

Dilansir dari Reuters, Tahteeb merupakan seni bela diri yang menggunakan alat bantu berupa tongkat. Seni memainkan tongkat dalam bela diri ini menjadi hal utama, tidak hanya memukul, menangkis dan menahan serangan lawan menjadi hal yang harus dikuasai oleh para petarung. Membutuhkan banyak keterampilan dan kontrol serta terdapat peraturan dan bagaimana cara yang benar memegang tongkat, jenis pukulan yang dijinkan, beberapa di antaranya bertujuan untuk menjadi memastikan seni bela diri sebagai sebuah disiplin.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Ke depannya para pecinta Tahteeb yang merupakan budaya leluhur mereka tersebut diharapkan akan menjdi sebuah seni beladiri yang dikenal secara internasional. Sabry bersama rekan-rekannya dalam peguruan tersebut berencana menyelenggarakan kejuaraan internasional seni bela diri sebagai langkah awal memperkenalkan Tahteeb.

“Kami bisa memanfaatkan tahteeb dengan membentuk badan internasional yang bisa menyelenggarakan kejuaraan internasional dan kami akan mendapatkan banyak keuntungan dari hal ini secara moneter, dan juga dengan menyebarkan budaya dan warisan kita kepada orang lain,” tukasnya.

Pewarta: Riskiana
Editor: Sulaiman

Related Posts

No Content Available