Merokok Bukan Budaya Wanita Aceh

NUSANTARANEWS.CO – Wali Kota Lhokseumawe Suadi Yahya melarang wanita merokok di tempat umum lantaran tidak sesuai dengan budaya setempat. Dia mengungkapkan, sudah mulai muncul wanita-wanita muda yang merokok di warung kopi. Fenomena itu, kata dia harus dicegah sejak dini supaya tidak menjadi budaya aru bagi wanita di Lhokseumawe.

“Kepada pengelola warung kopi, agar melarang wanita merokok di tempat terbuka seperti itu. Karena tidak sesuai dengan budaya masyarakat Aceh bagi seorang wanita. Karena jika dibiarkan, lambat laun akan menjadi budaya baru bagi wanita di Aceh,” kata Suadi seperti dikutip Antara, Kamis (12/5/2016).

Suadi mengajak pengelola warung kopi untuk melarang wanita merokok. Sebab, kata dia wanita merokok tak lazim bagi seorang wanita di Aceh.

Di Indonesia, jumlah perokok wanita terus mengalami peningkatan. Tak sedikit perokok wanita memulai ‘karir’ merokoknya pada usia yang relatif masih muda, yakni antara 14-16 tahun.

Menurut sejumlah penelitian, merokok dapat menurunkan kesuburan wanita hingga 50%. Dilansir, Amazine tembakau bisa menyebabkan lendir leher rahim mengental, mencegah perkembangan sperma, serta menurunkan level estrogen yang dapat mengurangi kualitas dinding rahim dan membatasi aliran darah yang diperlukan untuk implantasi telur.

Labih lanjut, merokok meningkatkan risiko keguguran hingga 3 kali lipat. Efek lain, pertumbuhan janin juga dapat terganggu akibat kurangnya pasokan oksigen. Bayi yang dilahirkan juga cenderung berbobot rendah (kurang dari 200 gram saat lahir). Wanita perokok juga akan menghasilkan ASI 25% lebih sedikit dibandingkan wanita non-perokok. (eriec)

Exit mobile version