Budaya / SeniPuisi

Menyusun Airmata, Air Mata yang Hendak Membunuhmu

Puisi Muhamad Arifin

MENYUSUN AIRMATA

Aku hendak bertemu
setiap kelahiran bunga mawar
menghadirkan kopi juga puisi
di bangku tempat kita terbang
mengulum sisa airmata

disebelah rumah. kupu-kupu
yang hendak berkabar
menjadi aljabar
keguguran abjad

huruf menjadi paragraf
singkat asmara terbasuh dikeningmu
membiru menjadi lagu baru
pada akhirnya kusimpan
patahan airmatamu
pada cawan almari skralku
senyumu tipis menjadi manggis

Semarang, 08 Oktober 2017.

AIRMATA YANG HENDAK MEMBUNUHMU

Seperti daun sunyi
kita hendak bermain duri
kepada hujan airmata seribu janji
kening merah saga abadi

perjumpaan seperti akad sebentar
ketika orang-orang mengutuk malam
disela ingatan merajam
airmata yang hendak membunuhmu
dilain waktu
kau seperti narasi
dibalik naskah spasi hurufku
matamu membasuh dukaku
alis pendek perlahan menidurkanmu
gerik dansa tubuhku
menjebakmu dalam diam
sementara kisah belum usai
meramal adalah catatan malam
kau dan aku seperti irama
masuk keluar—dijalan-jalan
membiarkan airmata berguguran.

Semarang, 11, Oktober 2017.

Muhamad Arifin, lahir pada 21 April 1998 di dusun Domas, Desa Kenteng, Toroh, Grobogan, Jawa Tengah. Alumni Pondok Pesantren Al-anwar Mranggen Demak, Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM. Bergiat di Forum Komunikasi Mahasiswa Islam USM. Buku kumpulan puisi bersama Memo Anti Terorisme (2016)Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016)  Aquarium & Delusi 1000 Penyair Terpilih Nusantara penulis buku tamu Gunawan Maryanto (2016).

Related Posts

1 of 183