Berita UtamaGaya HidupMancanegara

Menyorot Dunia Bordil di Amsterdam

NUSANTARANEWS.CO – Industri seks di Amsterdam telah menjadi salah satu daya tarik wisata bagi para wisatawan yang mengunjungi Belanda. Di mana orang bisa melewati dan melihat seorang pekerja seks di salah satu jendela merah menyala, Red Light District dan berpikir: “Sungguh tempat yang amat liberal!” Tapi mereka terlihat sedikit bosan?

Bila diperhatikan, kegiatan industri seks di Amsterdam ternyata tidak ada bedanya dengan profesi lain. Ada hari-hari baik dan hari-hari buruk, dan ada hari-hari biasa saja. Menurut Hella dan Yvette, dua pekerja seks dan aktivis industri seks di Amsterdam, ketika ditanya tentang profesi yang digelutinya mengungkapkan bahwa pekerjaan ini memang bisa memberdayakan, namun juga bisa memosankan dan membuat frustrasi.

Demikian cerita mereka berdua saat bertemu di kantor Serikat Pekerja Seks Belanda di De Wallen, Red Light District – sebuah museum umum kecil yang memang didedikasikan untuk sejarah pekerjaan seks di Amsterdam. Selain itu, museum juga berfungsi sebagai kantor untuk Hella, Yvette dan selusin pekerja seks lainnya, termasuk para mantan pekerja seks.

Baca Juga:  Prabowo Temui Surya Paloh, Rohani: Contoh Teladan Pemimpin Pilihan Rakyat

Para pelacur bebas datang ke sini untuk mendapatkan kopi dan informasi tentang hak-hak mereka. Dalam sebuah bangunan yang tepat berada di bawah gereja Oude Kerk yang telah berusia 800 tahun. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan. Suara keras lonceng gereja menyelimuti suasana cair pertemuan dengan Hella dan Yvette.

Sambil tertawa, Yvette menyebut sistem industri seks Belanda kacau! Dia menjelaskan bahwa pekerjaan seks tidak sepenuhnya dibebaskan di Belanda. Sebuah pandangan keliru yang dipercayai oleh banyak orang. Justru sebaliknya. Semua diatur, dan pemilik rumah bordil baru dapat beroperasi secara legal setelah mendapat lisensi. Sementara pekerja seks dianggap sebagai pekerja independen yang selalu diawasi oleh polisi.

Terkait dengan itu, sebagian besar organisasi hak pekerja seks, telah menyerukan upaya dekriminalisasi penuh untuk menghilangkan stigma seputar profesinya. Bagi Hella dan Yvette, manfaat dekriminalisasi tentu sangat besar. Selain menghilangkan stigma, mereka juga mendapatkan hak pekerja yang sama, dan tentu saja stabilitas keuangan yang lebih baik.

Meski pelarangan pelacuran telah di cabut pada tahun 2000, namun untuk menjalankan profesi masih perlu lisensi. Yvette kemudian menjelaskan tentang peraturan rumah bordil – mulai dari sistem perizinannya oleh dewan kota hingga penentuan lokasi rumah bordil di mana seharusnya.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan dan Unhas Makassar Tandatangani MoU

Untuk menjadi pekerja seks legal di Amsterdam, para pekerja harus terdaftar di Kamar Dagang, memiliki status tempat tinggal dan rekening bank yang terdaftar. Setelah semua itu, ada tiga pilihan kerja: Pertama, menyewa bordil jendela dengan tarif tetap setiap malam, di mana uang yang dihasilkan adalah milik sendiri; Kedua, bekerja di rumah bordil biasa atau klub dengan sistem  persentase dari penghasilan sebagai komisi, dan tidak menganggap Anda sebagai karyawan tetap; dan ketiga, bekerja dari rumah. Tapi sekali lagi, Anda memerlukan lisensi.

Semuanya sangat rumit. Hella pun setuju. Ketika Anda bekerja di sebuah klub dan Anda membayar persentase – berarti Anda dianggap bukan pegawai resmi. Jadi Anda tidak memiliki hak pekerja. Dengan demikian Anda pun tidak akan memiliki kontrak kerja dengan sebuah rumah pelacuran.

Meski Anda diizinkan bekerja di beberapa rumah bordil, namun tidak jelas waktu dan tarifnya.  Hal-hal tersebut merupakan praktik standar di dunia pelacuran. Tahu berapa banyak komisi yang dilakukan bordil? 50 persen!

Baca Juga:  Anton Charliyan Dampingi Prabowo Makan Baso di Warung Mang UKA di Cimahi Jabar 

Hella juga menceritakan bahwa dia tidak pernah bekerja dan menyewa sebuah bordil jendela, karena pemilik bordil dapat mengenakan biaya sewa seenaknya, bahkan sampai 165 euro per malam, jauh lebih buruk daripada komisi 50%.

Hella memilih pekerjaan seks karena memerlukan uang untuk membayar uang sewa, di samping turut menikmati tentunya. Sekarang Helen bekerja untuk diri sendiri. Uangnya bagus dan fleksibel. Pemerintah tidak mengetahui bahwa saya seorang wiraswasta, dan saya suka membangun basis klien saya sendiri dan melakukan pemasaran sendiri. Nah, Yvette tidak melakukan pekerjaan seks tatap muka dengan klien, tapi bekerja di porno web camming.

Sejak bekerja di PROUD, yang menawarkan advokasi hukum kepada pekerja seks, baik Hella dan Yvette telah menemukan sejumlah kasus dimana berbagai pihak berwenang mengintimidasi pekerja seks. (Banyu)

Related Posts