Peristiwa

Menyiasati Kekurangan Air Musim Kemarau

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pakar Pertanian IPB Prof. Musa Hubeis menjelaskan bahwa bahwa solusi lain terhadap masalah keterbatasan air adalah dengan menanam tanaman holtikultura. Selain itu bisa juga dilakukan dalam mengatasi kekeringan adalah reaksi cepat dengan memompa air dari embung yang masih memiliki air, atau dari sungai yang masih memiliki sisa-sisa dangkal.

Prof. Musa juga menjelaskan dalam mengatasi kekeringan dan ketersediaan air, kita perlu melakukan manajemen pemanfaatan air baik d bawah tanah maupun di permukaan.

“Jika pengaturan pemanfaatan air baik bawah dan permukaan sudah kita laksanakan dengan membangun embung-embung dan bendungan, maka selanjutnya adalah bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai musim dan tanaman yang harus ditanam. Contoh, jika kurang air makan menanam jagung atau ubi kayu. Dengan begitu kita bisa memanfaatan keterbatasan air dengan hasil tanam yang melimpah,” ujar Prof. Musa.

Direktur Bina Operasional dan Pemeliharaan (OP), Ditjen Sumber Daya Air Agung Djuhartono menjelaskan musim kemarau yang biasanya berlangsung pada April–Oktober, kali ini dinilai sulit diprediksi. Hal ini kata dia, karena akibat terjadinya perubahan iklim.

Baca Juga:  Sampaikan Simpati dan Belasungkawa, PPWI Lakukan Courtesy Call ke Kedubes Rusia

Dirinya memberi contoh di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur musim kemarau bisa berlangsung selama 10 bulan. Karakteristik ini membuat kita perlu melakukan antisipasi seperti membangun bendungan maupun embung-embung.

“Kementerian PUPR dalam lima tahun menargetkan pembangunan 1 juta ha jaringan irigasi baru. Namun, tantangannnya adalah semakin hari jumlah pemuda yang berminat menjadi petani di desa berkurang. Mereka lebih memilih pergi ke kota daripada menggarap sawah,” jelas Agung.

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 2