Puisi

Menunggumu Karena Cintamu

cinta dalam senandung, hilangkan aku, puisi, kumpulan puisi, puisi karya, hairur rafiki, nusantaranews
Cinta dalam Senandung, Hilangkan Aku. (Foto: Ilustrasi/Senipedia.id)

Menunggumu

Di dalam lubuk hati nan paling rahasia
Telah ku simpan sebuah nama
Yang terus membangkitkan arti sebuah nestapa
Mungkin aku hanya termangu
Di antara keheningan rembulan yang menyinariku,
Kasih,,,,
Berilah aku ruang
Agar aku dapat menyelinap masuk
Menjalari hatimu,
Dan berilah aku pandangan
Agar aku tidak buta
Karna cinta yang bersemi dalam dadamu

Annuqayah, 2019

Karena Cintamu

Kamu adalah sebuah jam
yang terus berputar bagikan seribu waktu untukku,
Kamu adalah sebuah pisau
Yang terus menancap
Pada jantung hatiku,
Kamu adalah sebuah Rembulan
yang akan terus bersinar menyinari ku,
Karena cintamu
Setelah menyelinap masuk menjalari hatiku

Annuqayah, 2019

Ibu

Diranjang Kesedihanku
aku telah teringat dedikasimu
Yang begitu besar dan ikhlas
Merawat dan menanamkan doa-doa
Di setiap detiknya
Pengorbananmu tak bisa ku ukur
Hanya dengan panjang mataku
Kau bukan hanya tempat bernaung dalam hidupku
Melainkan syurga kecilku
Ibu…
Karnamu aku telah belajar
Menikmati hidangan dengan baik di atas meja
Yang kau sucikan dengan banyak do’a
Dan aku telah mengenal
Manisnya ilmu pengetahuan di setiap harinya
Ibu…
Sedikitpun kau takkan pernah larut dalam diriku

Annuqayah, 2019

Aliran Rindu
;luu

Di saat senja mulai turun ke puncak samudera
Langit terasa lebih gelap
Memacu kesunyian yang perlahan hinggap
Di antara keramaian yang telah usai
Saat itu aku hanya termangu di bibir pantai
Memikirkan belahan hati
Yang tak henti-hentinya mengalir dalam fikir
Jiwa ini membeku seakan tak punya harapan
Menahan rindu yang sudah teramat lama
Senyum ranum dari bibirmu
Mencipta debur pada hati
Yang membuatku teringat selamanya
Karna kau telah kekal dalam cintaku

Annuqayah, 2019

Titah Cinta

Nadimu mengalir deras menerpa qalbuku
Dan mencalarkan sebuah nastapa,
Aku ingin menyandangmu
Sampai kau karam dalam sanubariku
Seraya mengikatnya dengan dawai asmara

Annuqayah, 2019

 

 

 

 

 

 

 

Penulis: Andre Irawan, nama lengkap Moh Andre Irawan, lahir di Pulau Giliraja. Aktif di organisasi IKSANDALIKA, saat ini sedang nyantri di Pondok Pesantren ANNUQAYAH daerah Lubangsa Selatan

Related Posts

1 of 3,053