Puisi

Menuju Sore, Sajak Tahrom

Lelaki tua di hari senja. (Foto: Business Insider)
Lelaki tua di hari senja. (Foto: Business Insider)

Menuju Sore

Aku tak bisa menepis
Kemungkinan,
kau bisa menunggu
atau
Aku sebatas melangitkan harapan

Yang kutakutkan
kau tinggalkan luka,
sedang aku disini
bersama sepi

Aku tak bisa berbuat apapun
bagai daun kering yang kusam,
hampir mati
yang hanya
mengharapkan datangnya
penyelamatan hujan

Banyumas, 29 Agustus 2019

 

Secarik Kertas

Secarik kertas
Meminta untuk baik – baik saja kepadaku
Menggugurkan segala terka,

Wajahmu
Sesekali menyapa tanpa diminta
Memohon untuk pulang
Menepis angan
Mengakhiri segala kekhawatiran

Dan memintaku
Untuk hidup
Di secarik kertasmu

Cilacap, 1 September 2019

 

Dalam Diam

Cahaya kemerlapan
berwarna jingga bersinar
terang,
memenuhi dada
dan tangan lembutmu

Tangan yang penuh
Kasih dan harapan
Terangnya memukau
mataku diujung gang sepi

Purwokerto, 2 September 2019

 

Sejauh Manapun

Sejauh manapun keberadaanmu
Kuterbangkan layang – layang
rindu
Agar kau tahu
Dimana nanti
Ia tersangkut

Sejauh manapun penantianmu
Selalu kukirim
Merpati setiaku
dan kubisikan padanya
Terbanglah
Temani ia yang sendiri
Di malam sendu

Pabuaran, 14 September 2019

 

Banggaku

Islamku membahana
Aku bangga dengan islamku
Seantero jagad tahu islamku
Islamku yang jaya

Islam selalu kupakai kemana saja
Dimanapun aku berada
Dijaketku, dislayerku,dikaosku
Disemua perabot rumahku

Makanan dan minumanku islam
Islam selalu kuutamakan
Makananku berlabel halal
Kujauhkan haram menurut islamku

Kukuasai islamku
sepenuh yang kutahu
Islamku kujunjung
sangat tinggi

Tuhan Islamkah diriku?

Pabuaran, 25 September 2019

 

Tiga Cahaya

Kubawakan tiga hikmah
Kubebaskan diri

Keluarga sanak kerabat karib
Yang tua
Menjadi mahabbah

Yang lain kurangkul semua
Menjadi santri yang menerangi
Dalam naungan Ilahi

Purwokerto, 29 September 2019

 

 

 

 

Riwayat penulis: Tahrom, dia lahir di desa perbatasan kabupaten Cilacap dan Banyumas,dan merupakan desa timur batas kota Cilacap, Sampang, pada tanggal 19 Juni 2001. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adknya seorang laki-laki bernama Hurul Umaroh Irfansah,. Dia lair dari pasangan Bapak Turasno Wardoyo dan Ibu Tisem. Bapaknya berprofesi sebagai buruh harian lepas dan ibunya ibu rumah tangga biasa.

Dia sekarang melanjutkan studinya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto. Jenjang pendidikan pertama dia menempuh pendidikan di SDN 1 Sampang, SMP N 1 Sampang, SMA N 1 Sampang, di IAIN dia mengambil Progam Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Pengalaman Organisasi, dia pernah menjabat sebagai ketua Rohani Islam (ROHIS) SMA N 1 Sampang dan juga menjadi pengurus masjid Baitul Muttaqin, selain organisasi Rohis dia juga mengikuti organisasi kemasyarakatan yaitu Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) dan Corps Brigade Pembangunan (CBP) ranting Sampang.

Dia juga pernah meraih prestasi dibidang keagamaan, seperti, Juara 1 Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Kabupaten PENTAS PAI (2017) , Juara 2 Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Kabupaten MTQ PELAJAR (2018), Juara 2 Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat karesidenan Banyumas di Ponpes Darussalam Dukuhwaluh (2018), Purwokerto, Juara 2 Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat karesidenan Banyumas di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dalam rangka Economic Creative Project (2018) (ECP) dll.

Related Posts

1 of 3,050