Peristiwa

Menteri Luhut Ajak 4 Negara Eropa Sulap Sampah Jadi Listrik

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengajak 4 negara Eropa, untuk berkerja sama mengolah sampah menjadi energi listrik. Keempat negara itu antara lain Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia.

Dalam acara National Conference Waste To Energy yang digelar di Hotel Mandarin, Jakarta, Senin (11/9/2017), Luhut menyampaikan, bahwa sampah plastik menjadi masalah di Indonesia dan seluruh dunia. Sebab baru 10 persen sampah plastik saja yang sudah dikelola, sisanya terbuang begitu saja dan menimbulkan kerusakan lingkungan.

“Waste (sampah) itu di seluruh dunia baru 10 persen yang dikelola, bayangkan itu negara-negara maju, apalagi kita. Jadi butuh kekuatan negara-negara yang sudah maju dalam penanganan plastik. Saya pikir langkah-langkah yang dibuat pemerintah Indonesia supaya jangan berhenti dan yang paling penting implementasi itu juga bisa segera dilakukan,” ujar Luhut.

Keempat negara di Eropa Utara itu diharapkan agar mau diajak kerja sama alih teknologi pengolahan sampah, supaya masalah sampah plastik di Indonesia dapat ditangani. “Kerja sama transfer teknologi itu yang paling penting, kita enggak mau jadi market saja. Kita mau lihat teknologinya, kita buat,” ucapnya.

Baca Juga:  Ar-Raudah sebagai Mercusuar TB Simatupang

Tak hanya itu, sampah plastik juga dapat diolah menjadi campuran untuk aspal jalan. Penggunaan sampah plastik untuk campuran aspal ini, sudah pernah dicoba di Bali dan akan dipakai juga untuk pengaspalan di jalanan Bekasi.

“Salah satu solusi itu mix aspal dan plastik. Membuat aspal jalan lebih bagus dan lebih murah. Kita sudah mulai dengan pilot project di Bali. Sebulan dari sekarang, kami akan melakukan hal yang sama pada jalan sepanjang 2 km di Bekasi,” ungkap Luhut.

Luhut menyampaikan bahwa sampah plastik juga bisa diolah menjadi rare earth (tanah jarang) dan bahan baku untuk chip komputer. Dia berharap teknologi-teknologi untuk pengolahan sampah menjadi energi hingga rare earth itu dikuasai Indonesia. “Rare earth found in remains of waste to energy. Very high value,” tuturnya.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 20