Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

Menteri Luar Negeri Rusia Bertemu Dengan Pimpimpin Hamas di Moskow

Menteri Luar Negeri Rusia bertemu dengan pimpimpin Hamas di Moskow
Menteri Luar Negeri Rusia bertemu dengan pimpimpin Hamas di Moskow/Foto: Sputnik News.

NUSANTARANEWS.CO, Moskow – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu dengan delegasi gerakan Palestina Hamas, yang dipimpin oleh ketua biro politik Ismail Haniyeh, di Moskow pada Senin (12/9), kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Turut dalam rombongan delegasi itu wakil kepala biro politik Hamas, Saleh Al-Arouri, serta dua anggota Biro Politik, Moussa Abu Marzouk dan Maher Salah.

Kunjungan delegasi Hamas tersebut adalah atas undangan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk melakukan pembicaraan selama beberapa hari terkait prospek hubungan bilateral untuk kepentingan Palestina.

Rusia menekankan pentingnya memulihkan persatuan nasional Palestina dengan platform politik Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan kebutuhan untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel atas dasar hukum internasional yang diakui secara umum, resolusi Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, serta Inisiatif Perdamaian Arab.

Pertemuan itu dilangsungkan pada waktu yang tepat dimana suhu kawasan regional Timur Tengah tengah mulai meningkat terutama terkait sengketa ladang gas Karish antara Israel dan Lebanon di tengah krisis energi di Eropa.

Baca Juga:  Tim SAR Temukan Titik Bangkai Pesawat Smart Aviation Yang Hilang Kontak di Nunukan

Sekjen gerakan perlawanan Hizbullah Seyed Hassan Nasrallah telah membuat pernyataan bahwa tidak menutup kemungkinan akan berperang dengan Israel yang melanggar wilayah teritorial Lebanon.

Bila pecah perang Israel-Hizbullah kali ini tentu akan berdampak luas dan komprehensif – terutama terkait dengan perjuangan kemerdekaan Palestina.

Rakyat Palestina yang selama ini hanya diam menonton Israel mencuri gas dari ladang gas di Jalur Gaza dapat memanfaatkan momentum konflik sengketa teritorial maritim Lebanon-Israel untuk menuntut klaim teritorial mereka terhadap Israel – mengambil alih ladang gas “Gaza Marine” yang hanya beberapa kilometer di lepas pantai mereka sendiri.

Apalagi saat ini Eropa sangat berkepentingan dengan ladang gas Gaza Marine yang dikuasai Israel yang terbukti mengandung 12 triliun meter kubik gas.

Eropa sendiri berharap “gas curian Israel” ini dapat mengkompensasi sekitar 10 persen dari jumlah kebutuhan gas saat ini melalui nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani Israel dan Uni Eropa untuk mengekspor gas curian tersebut ke Uni Eropa (UE) melalui Mesir yang diumumkan pada 15 Juni lalu.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Sementara Palestina bila berhasil memenangkan klaim territorial mereka – maka pendapatan ekstraksi gas dari “Gaza Marine” dapat mengakhiri ketergantungan ekonominya dari negara-negara donor sehingga dapat mewujudkan kedaulatan negaranya.

Rusia tampaknya jeli melihat peluang ini sebagai momentum perjuangan kedaulatan Palestina dengan upaya mempersatukan seluruh faksi-faksi perjuang Palestina dengan platform PLO yang telah diakui eksistensinya.

Di samping itu, Rusia juga mengkritik sikap negara-negara Barat dalam menanggapi agresi Israel baru-baru ini di Jalur Gaza bahwa, “Barat sangat prihatin dengan situasi di Ukraina tapi diam ketika Israel menghancurkan Jalur Gaza.” (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 57