NUSANTARANEWS.CO – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, Presiden Joko Widodo menginginkan efisiensi harga energi untuk rakyat.
Oleh karena itu, pemerintah akan terus mencari upaya terobosan untuk penyediaan dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang efisien. “Daya beli masyarakat terhadap listrik harus terjangkau. Itu yang paling penting,” ujar Ignasius Jonan dalam siaran persnya di Jakarta yang diterima, Kamis(22/12/2016).
Menurut Jonan, selamaqa ini produksi EBT di Indonesia masih dalam skala kecil hingga menengah yang berujung pada belum kompetitifnya EBT. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perlu peningkatan efisiensi dalam proses produksi EBT.
“Semua EBT yang dikembangkan di Indonesia harus kompetitif dengan sumber energi yang tradisional (minyak, gas dan batubara),” kata Jonan.
Jonan berujar, EBT akan kompetitif apabila diproduksi menggunakan teknologi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing, seperti kondisi geografi, infrastruktur dan pasar.
“Indonesia adalah negara kepulauan, maka kita harus memanfaatkan potensi energi yang ada di masing-masing daerah. Kita kepulauan, tidak ada national grid seperti di Amerika Serikat,” ucap Jonan.
Dari sisi regulasi, peraturan yang selama ini belum dapat dijalankan dengan baik, perlu dikaji kembali. “Kami sudah membentuk tim gabungan beranggotakan wakil dari PLN, Pertamina, Direktorat Jenderal EBTKE, DJK, dan Tenaga Ahli KESDM untuk menyusun rekomendasi kebijakan harga yang mendorong pemanfaatan EBT listrik on grid,” tutur Jonan.
Sebagai informasi, pemerintah memfokuskan pada pengembangan EBT sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Energi Nomor 30 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. (Andika)