Ekonomi

Mensos: Indonesia Terima Dana Hibah OKI 300 Juta Dolar untuk Penanganan Fakir Miskin

NUSANTARANEWS.CO – Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa, mengatakan Organization of the Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) memiliki dana hibah untuk program pembangunan dan penanganan fakir miskin.

“Dana hibah dari OKI tersebut, dipercayakan kepada Kementerian Sosial (Kemensos) untuk intervensi program penanganan fakir miskin di daerah perbatasan dan pesisir,” ungkapnya seperti dikutip dari siaran pers, Jakarta, Rabu (9/11).

Khofifah menyebukan, untuk di daerah pesisir berada di daerah Raas di Sumenep, Jawa Timur. Sedangkan, untuk daerah perbatasan berada di daerah Sebatik, Kalimantan Utara.

“Dari usulan daerah pesisir Raas di Sumenep dan perbatasan di Sebatik disepakati OKI. Hasilnya, kita mendapatkan support sebesar US$300 juta,” ujarnya.

Menurut Khofifah, program akan berjalan selama tujuh bulan, namun sebelumnya telah melalui proses assesment dari OKI.  Pada Konferensi tersebut, dihadiri Bank Pembangunan Turki dan Kementerian Keluarga dan Urusan Sosial Malaysia.

“Juga Kementerian Keuangan Bangladesh yang menyampaikan best practice atau pengalaman graduasi bagi mereka yang mendapatkan program penanganan fakir miskin sehingga bisa mandiri,” katanya.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Dari Indonesia sendiri, hadir pula kementerian/lembaga seperti Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang mengharapkan format ini bisa mempercepat kemandirian warga penerima dari berbagai program subsidi dan bantuan sosial (bansos) tersebut.

“Adanya percepatan sesuai target melalui OKI dengan mengambil daerah persisir dan perbatasan yang kedua-duanya bisa memberikan nilai tambah walau format agak berbeda dari local content berdasarkan assesment, yaitu petik, olah, kemas lalu jual,” ujar Mensos menjelaskan.

Di Raas, lanjut Khofifah, warga mengembangkan ternak dan ayam petelur dengan pangsa pasar dijual ke Denpasar, Bali. Sedangkan, di Sebatik, warga mengembangkan segala hasil laut, salah satunya ikan ditangkap, diolah, dikemas, lalu dijual.

“Kedua daerah baik di Raas maupun Sebatik, akan ada perubahan dari hanya petik, kemas dan jual, menjadi petik, olah, kemas lalu jual. Artinya, ada nilai tambah yang bisa meningkatkan percepatan kesejahteraan,” katanya.

Selain itu, ada juga format Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang akan diintervensi Kemensos ditambah electronic warung gotong royong (e-warong) menjadikan percepatan perwujudan kesejahteraan semakin dirasakan warga.

Baca Juga:  Pengangguran Terbuka di Sumenep Merosot, Kepemimpinan Bupati Fauzi Wongsojudo Berbuah Sukses

Sementara untuk Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah dimulai sejak 2007 dan akhir 2014 ada kenaikan signifikan. Kemudian, pada November ini ada tambahan 2,4 juta, sehingga total 6 juta penerima PKH.

“Hingga Desember 2015, ada 400 ribu keluarga yang sudah menjalani proses wisuda oleh masing-masing bupati/walikota karena dinilai sudah bisa mandiri,” ungkap Khofifah menyudahi. (Deni)

Related Posts

1 of 29