Politik
Menlu Rusia, Iran dan Suriah Adakan Pertemuan di Moskow
Published
4 years agoon
NUSANTARANEWS.CO – Menteri Luar Negeri Suriah dan Iran dijadwalkan akan berkunjung ke Rusia pada 13-15 April. Kunjungan itu dilaporkan untuk melakukan pembicaraan dengan Kementerian Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Menlu Suriah Walid al-Moualem mengkonfirmasi ada 13-15 April akan berkunjung ke Moskow. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan pembicaraan ketiga Menlu, yakni Rusia, Iran dan Suriah akan berlangsung pada 14 April di Moskow. Tidak disebutkan apa yang akan dibahas ketiga Menlu tersebut. Namun, pertemuan ini diperkirakan terkait dengan serangan rudal Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Seperti diwartakan, Trump memerintahkan kapal perang AS yakni USS Porter dan USS Ross di Laut Mediterania Timur untuk melepaskan sedikitnya 50 rudal Tomahawk ke Pangkalan Udara Shayrat, Suriah. Dalilnya, bahwa pangkalan udara tersebut adalah asal muasal serangan senjata kimia yang dilancarkan Bashar Al-Assad yang menewaskan sedikitnya 70 orang di kota Khan Sheikhoun.
Jika dicermati, dalih AS masuk akal. Pasalnya, penggunaan senjata kimia merupakan hal yang dilarang seperti termaktub di dalam perjanjian PBB. Selain itu, penembakan senjata kimia pemerintahan Bashar Al-Assad juga dinilai sebagai tindakan kejahatan kemanusiaan.
Hanya saja, sekadar catatan, pemerintahan Rusia, Iran dan Suriah disebut-sebut tengah berebut jalur pipa gas di Suriah. Sebab, pada 2015 lalu Iran, Irak dan Suriah menyepakati perjanjian pembangunan jalur pipa gas dari Teluk Persia ke Laut Tengah untuk mencapai Eropa. Baik AS maupun Uni Eropa berkepentingan besar di Suriah khususnya. Kedua kubu tengah mencari pasokan gas murah dari Suriah. Sebab selama ini Eropa khususnya sudah lama bergantung pada pasokan gas dari Rusia. Dan harganya tak murah.
Untuk itu, AS dan Uni Eropa bersikeras Sunni di Suriah mampu memuluskan rencana jalur pipa gas Qatar-Saudi-Yordania-Suriah-Turki sehingga Eropa mendapatkan gas untuk mengurangi ketergantungan kepada Rusia. Dan Qatar, seperti diketahui tengah berencana membangun jalur pipa gas serupa melalui Arab Saudi, Yordania, Suriah, Turki dan daratan Eropa. Kendala terbesar AS dan Uni Eropa adalah kedekatan Bashar Al-Assad dan Iran. Selain itu, koalisi Syiah Iran-Irak-Suriah, serta Hizbullah di Lebanon dan Yaman jelas telah mengepung Arab Saudi yang sejak lama bermitra dengan AS dan Uni Eropa.
Penulis: Eriec Dieda
You may like
Iran Luncurkan Pesawat Tanpa Awak Canggih Terbaru Kaman-22
Jerman Minta Iran Berkompromi Terkait Kesepakatan JCPOA
Amerika Terbuka Menjalankan Diplomasi Damai Dengan Iran
Iran Resmikan 340 Kapal Serang Cepat Ringan Yang Dilengkapi Rudal
Iran Siap Kembali Ke Komitmen JCPOA Jika AS Telah Cabut Semua Sanksi
Rusia Kebut Pengembangan Jet Tempur Generasi Kelima MIG-41
Terbaru
Kebakaran Hutan dan Lahan di Tanah Air Turun Hingga 82 Persen
NUSANTARANEWS.CO, – Jakarta – Kebakaran hutan dan lahan di tanah air turun hingga 82 persen. Data tersebut dihimpun dari 2019...
IA ITB Akan Pilih Ketua Umum Secara E Voting Berbasis Data Dukcapil
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – IA ITB akan pilih ketua umum secara E-Voting berbasis data dukcapil. Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA...
Ketum SEMMI Jakarta Selatan: Sosok Walikota Jaksel yang dipilih harus tegas dan Solutif
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketum SEMMI Jakarta Selatan: Sosok Walikota Jaksel yang dipilih harus tegas dan solutif. Diskusi yang digelar oleh...
Bupati Sumenep Kunjungi Lokasi Terdampak Banjir Ponpes Darul Ulum Ganding
NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Bupati Sumenep kunjungi lokasi terdampak danjir Ponpes Darul Ulum Ganding. Bupati Sumenep Ahmad Fauzi mengunjungi Pondok Pesantren...
Tolak KLB dan Dukung Ketum AHY, Demokrat Jatim Gelar Apel Siaga Virtual
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Tolak KLB dan dukung Ketum AHY, Demokrat Jatim gelar apel siaga virtual. Untuk membuktikan kesetiaan terhadap kepemimpinan...