Menikmati Indahnya Berpuasa dengan Berwisata Religi di Jakarta

Menikmati indahnya berpuasa dengan berwisata religi di Jakarta. Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara/Foto via belajar.kemdikbud.go.id
Menikmati indahnya berpuasa dengan berwisata religi di Jakarta. Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara/Foto via belajar.kemdikbud.go.id

NUSANTARANEWS.CO – Menikmati indahnya berpuasa dengan berwisata religi di Jakarta. Jika Anda mendengar kota “Jakarta” pasti yang terbayang pertama kali adalah Monas, Ancol, Senayan, Sarinah, Kota Tua, Macet, bising, dan semacamnya. Tapi, tahukan Anda bahwa di kota metroppolitan masih ada tempat yang sejuk dan bernuansa Islam. Apalagi di bulan puasa seperti sekarang ini.

Tempat wisata di Jakarta memang masih terbilang banyak temasuk yang bernuasa Islam. Jadi jika Anda tinggal di Jakarta atau akan berkunjung ke Jakarta di bulan puasa ini, Anda perlu sekali berkunjung ke tempat-tempat wisata Islami di Jakarta seperti Berikut ini:

1. Masjid Istiqlal

Siapa yang tidak tahu masjid Istiqlal, Masjid yang terletak di Jl. Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat. Masjid tersebut Merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang diprakarsai oleh Presiden RI Ir. Soekarno. Bangunannya berdiri di atas tanah seluas 93.200 meter persegi ini sehingga mampu menampung hingga 200.000 jamaah.

Masjid negara Republik Indonesia ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Selain itu Masjid ini sering digunakan oleh Presiden untuk menyelenggarakan kegiatan keagamaan. Seperti Perayaan Idul Fitri, Idul Adha, dan hari-hari besar Islam lainnya.

2. Masjid Agung Al Azhar

Masjid Agung Al-Azhar (MAA) didirikan oleh Yayasan Pesantren Islam (YPI ) pada tanggal 19 Nopember 1953 di atas tanah milik Yayasan seluas 43.755 m2 dan selesai dibangun tahun 1958. Pada tahun 1960 Prof. Dr. Mahmoud Syaltout (Rektor Universitas Al-Azhar Mesir) dalam kunjungannya ke Masjid Agung Kebayoran Baru Jakarta, memberikan kuliah umum kepada jamaah masjid, dan memberi nama ”Al-Azhar” kepada Masjid ini, yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama ”Masjid Agung Kebayoran Baru”.

Pada tahun 1962 dalam kiprahnya membina pemuda dan pemudi Islam, MAA mengadakan kegiatan Pramuka Gugus Depan dan sore harinya Pendidikan Islam Al-Azhar (PIA). Setelah Orde Lama tumbang dan lahirlah Orde Baru membawa angin segar bagi dakwah Islam khususnya bagi umat Islam. MAA mulai mendiirikan lembaga pendidikan formal (1967), diawali dengan TK Islam Al-Azhar dan seterusnya.

3. Masjid Sunda Kelapa

Pada mulanya keberadaan Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) dimaksudkan sebagai tempat ibadah masyarakat muslim yang tinggal di sekitar wilayah Menteng dan sekitarnya. Dalam perkembangan berikutnya, kiprah masjid ini semakin luas, bahkan jangkauan jama’ahnya telah merambah ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan daerah-daerah lainnya.

Masjid Agung Sunda Kelapa yang terletak di Jl. Taman Sunda Kelapa Nomor 16, Menteng, Jakarta Pusat, menduduki tanah seluas 9.920 meter persegi. Tak seperti masjid pada umumnya, Masjid Sunda Kelapa tak memiliki kubah, bedug, bintang-bulan, dan sederet simbol yang biasa terdapat dalam sebuah masjid. Menara yang ada pun sangat unik. Bentuk bangunannya mirip perahu, sebagai simbol pelabuhan Sunda Kelapa tempat saudagar muslim berdagang dan menyebarkan syariat Islam di masa lalu.

4. Masjid At – Tin

Masjid yang terletak di Jalan Raya Taman Mini Pintu 1, Jakarta Timur ini memiliki luas bangunan mencapai 10.000 meter persegi. Masjid megah ini mampu menampung hingga 25.000 jamaah. Bangunan Masjid At-Tin mengambil dasar bentuk kubus dengan empat menara kecil beratap kubah di setiap sudut. Menara utama setinggi 42 meter sebagai tempat menyiarkan suara azan terpisah dari bangunan utama.

Selain itu arsitektur masjid At-Tin Arsitektur Masjid At-Tin memang memiliki cri khas tersendiri. Terdapat desain ruang baik di dalam maupun di luar, serta mterdapat lebih menonjolkan lekuk-lekuk anak panah. Suapaya meudahkan agar wisatawan dapat melihat secara jelas lekuk-lekuk panah yang ditampilkan arsitektur masjid At Tin. Kemudian nama At-Tin sendiri diambil dari kitab Suci Al-Qur’an, surat At-tin yang artinya buah yang sangat manis, lezat dan bergizi.

Buah ini mempunyai banyak manfaat. Terlepas dari hal ini pemberian nama At-tin juga terinspirasi oleh inama ibu Tien, yang merupakan sebuah hadiah yang diberikan oleh ibu Tien Soeharto yang turut berperan besar dalam pembangunan masjid At-Tien. (LN)

Exit mobile version