NUSANTARANEWS.CO – Baru-baru ini pesawat pembom H-6K Beijing terbang di langit Guam dan Hawaii. Situasi ini membuat otoritas pertahanan Amerika Serikat (AS) naik pitam dan memberikan memperingatkan kepada Cina.
Terbangnya pesawat pembom H-6K Beijing di dekat Guam dan Hawaii ini tentu bukan tanda yang baik. Pasalnya pesawat pembom H-6K Beijing merupakan salah perangkat perang yang cukup mengerikan.
Bomber H-6K Beijeng merupakan versi abad ke-21 dari bomber Soviet yang pertama kali terbang pada bulan April 1952. Awalnya pesawat berlisensi dari Tupolev Tu-16 ini hanya bomber bermesin ganda Uni Soviet, yang dirancang dan dibuat untuk keperluan Angkatan Udara Tiongkok.
Dikutip dari beberapa sumber pengiriman Tu-16 ke Tiongkok dimulai pada 1958, dan Industri Kedirgantaraan Xi’an (Xi’an Aircraft Industrial Corporation, XAC) menandatangani perjanjian lisensi produksi dengan Uni Soviet untuk membangun bomber ini di akhir 1950an.
Pesawat pertama Tu-16 Tiongkok, atau H-6 seperti disebut dalam kode operasional Tiongkok, terbang tahun 1959. Produksi dilakukan oleh pabrik di Xian, dengan sedikitnya 150 dibuat hingga tahun 1990-an. Saat ini diperkirakan Cina telah mengoperasikan sekitar 120 pesawat dalam berbagai tipe.
Tu-16 merupakan pesawat besar pertama yang dibuat Biro Desain Tupolev. Didukung oleh dua mesin AM-3 turbojet yang dibenamkan di pangkal sayap, Tu-16 subsonik bisa mengangkut hingga 10 ton bom baik nuklir atau konvensional.
Dengan bombload standar dan tidak ada pengisian bahan bakar udara, Tu-16 bisa terbang lebih dari 1.000 mil. Tu-16, yang disebut NATO “Badger,” terbukti menjadi pesawat solid yang handal, seperti B-52 Amerika Serikat yang pertama terbang pada tahun 1954 dan dengan banyak upgrade saat ini masih sangat kuat.
Sampai H-6K pertama terbang pada tahun 2007, semua pembom Beijing masih vintage 1950 yang persis Tu-16. Menukar mesin tua dan elektronik modern, H-6K merupakan lompatan evolusioner besar atas pembom Xian tua.
H-6K menggantikan mesin AM-3 turbojet dengan yang jauh lebih efisien D-30 turbofan. Tanpa pengisian bahan bakar udara, sebuah H-6K dengan mesin ini dapat terbang 1.900 mil atau lebih sebelum perlu kembali ke pangkalan. Sebuah peningkatan besar dibandingkan model lama. (*)
Editor: Romandhon