Mancanegara

Mengapa Pentagon Membatalkan Serangan Terhadap Iran

Mengapa Pentagon Membatalkan Serangan
Mengapa Pentagon membatalkan serangan terhadap iran. Uji coba S-300 Iran /Foto: The Diplomat

NUSANTARANEWS.CO – Mengapa Pentagon membatalkan serangan terhadap Iran. Padahal pada malam 19-20 Juni, Iran telah menembak jatuh pesawat pengintai tanpa awak Global Hawk AS di Selat Hormuz. Bahkan Presiden Trump telah memberi lampu hijau untuk menyerang Iran akibat insiden penembakan drone raksasa tersebut. Namun, Presiden Trump tiba-tiba membatalkan secara mendadak keputusannya untuk membombardir Iran.

Berbagai spekulasi muncul. Menurut beberapa pejabat pemerintahan, pembatalan serangan pada menit-menit terakhir tersebut karena Presiden Trump diberitahu mengenai risiko korban dan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh Iran.

Pentagon sesungguhnya khawatir tidak hanya dengan kemampuan pertahanan Iran, tetapi juga potensinya untuk menyerang balik terhadap fasilitas militer dan sekutu AS di Timur Tengah.

Kekhawatiran tersebut muncul setelah Global Hawk yang berteknologi tinggi dengan perlindungan elektronik canggih dapat ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara anti-pesawat yang teknologinya sudah ketinggalan zaman yang mirip buatan Uni Soviet.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Insiden Global Hawk, drone raksasa seberat 15 ton dengan rentang sayap 40 meter seharga US$ 220 juta jelas sangat memalukan dan menjatuhkan harga diri AS terkait kegagalan sistem senjata canggihnya di mana drone canggih tersebut gagal menghindari serangan rudal “kuno” Iran.

Kepala divisi ruang angkasa Pasukan Pengawal Revolusi Iran, Amir-Ali Hajizade bahkan menggambarkan bahwa selain Global Hawk, ada pesawat militer P-8 Poseidon yang terbang berdampingan. Tapi Iran memilih tidak menembak jatuh Poseidon yang membawa 35 orang awak di dalamnya.

Insiden tertembak jatuhnya Global Hawk oleh rudal Iran jelas bukan masalah sederhana. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ada indikasi “kerentanan” dalam sistem pertahanan AS – untuk menjelaskan mengapa pesawat tanpa awak AS yang memiliki sistem perlindungan elektronik canggih gagal melarikan diri dari serangan rudal Iran yang sudah ketinggalam zaman.

Seperti diketahui, sejak 2015, pertahanan udara Iran telah diperkuat dengan sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia, dan dalam waktu dekat pertahanan udara Iran kemungkinan akan segera dilengkapi dengan S-400.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Iran memiliki empat divisi sistem rudal anti-pesawat S-300 dari Rusia. Setiap divisi mencakup 12 peluncur. Rudal jarak menegah ini dapat menghancurkan target, pesawat dan rudal balistik musuh dalam jarak 200 km.

Sementara sistem pertahanan udara rudal Patriot AS belum mampu mengungguli S-300 Rusia. Sedangkan sistem THAAD lebih ditujukan kepada pertahanan rudal balistik trans-atmosfer.

Terkait dengan insiden Global Hawk di atas Selat Hormuz, Teheran tampaknya memang sengaja tidak menggunakan sistem pertahanan udara yang paling canggih untuk menembak jatuh drone paling modern AS tersebut. Ini pun sudah membuat gugup para pejabat Pentagon.

Apalagi perkiraan kerusakan yang begitu besar dapat ditimbulkan oleh serangan balik Iran dengan menggunakan rudal S-300 dan ribuan rudal-rudal balistik Iran lainnya. Itu pun belum termasuk serangan proxy Iran yang tersebar di kawasan regional Timur Tengah. Tidak mengherankan bila kemudian Presiden Tump membatalkan serangan terhadap Iran. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,094