Mancanegara

Mengaku Perangi Terorisme, Tapi Dukung Israel

Rakyat Amerika Mulai Mempertanyakan Kekejaman Israel
Rakyat Palestina mengevakuasi warga usai serangan udara Israel. (Foto: common dreams)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Serangan Israel di Jalur Gaza baru-baru ini benar-benar membuat masyarakat dunia gerah. Juru bicara Israel Defense Force (IDF) mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan dalam serangan udara ke Gaza. Militer Israel salah menargetkan sebuah rumah yang dianggap milik pemimpin senior bernama Rasmis Abu Malhous, yang diduga oleh Israel sebagai kepala unit roket dalam organisasi perlawan Palestina yang terletak di Dir el Balah di pusat Jalur Gaza.

Serangan itu telah menewaskan sebuah keluarga dengan delapan anggota keluarganya. Peristiwa itu terjadi beberapa jam sebelum berlakunya gencatan senjata antara Israel dan organisasi perlawanan Jihad Islam yang dilaporkan oleh harian Haaretz.

Baca juga: Israel Serang Jalur Gaza Tewaskan Satu Keluarga Tak Bersalah

Baca juga: Rakyat Amerika Mulai Mempertanyakan Kekejaman Israel di Palestina

“Saat ini, Netanyahu mengatakan dia akan membawa Israel ke arah peningkatan permukiman, namun hal itu tidak menggerakkan kita ke arah solusi dua negara. Ini adalah kebijakan resmi Amerika Serikat untuk mendukung solusi dua negara, dan jika Israel bergerak ke arah yang berlawanan, maka semuanya ada di atas meja,” ujar Senator Massachusetts Elizabeth Warren.

Baca Juga:  Populasi India Telah Melampaui Cina

Senator Vermont Bernie Sanders juga mendukung bahwa bagian dari bantuan AS saat ini harus segera digunakan untuk membantu meringankan krisis kemanusiaan Gaza.

“Solusi saya adalah mengatakan kepada Israel, anda mendapat US$3,8 miliar setiap tahun, jika Anda menginginkan bantuan militer, Anda harus mengubah hubungan Anda secara mendasar dengan rakyat Gaza. Saya pikir adil untuk mengatakan bahwa sebagian dari dana itu harusnya sekarang menjadi bantuan kemanusiaan,” kata Vermont.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengutuk serangan udara Israel ke Jalur Gaza yang terjadi pekan lalu itu.

Baca juga: PKS Kutuk Serangan Udara Israel di Gaza

“Saya mengutuk serangan Isreal kepada warga Palestine di Gaza! Saya mengajak seluruh parlemen di dunia untuk mengecam sikap bar-bar Israel kepada warga Palestine atas tindakan genosida, pembunuhan terencana dan perebutan tanah secara paksa sejak tahun 1967,” ujar politisi PKS, Mardani Ali Sera.

Lagislator Fraksi PKS DPR RI ini juga mendesak Pemerintah Indonesia harus segera menyampaikan sikap protes kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas serangan Israel kepada warga Gaza, Palestina ini.

Baca Juga:  Rusia Jajaki Produksi Sukhoi Superjet 100 Kursi di India

“Pemerintah Indonesia harus segera menyampaikan protes keras atas peristiwa genisida ini dan mengajak Pemerintah negara lain tindakan Israel yang terus menerus melanggar peraturan Konvensi Jenewa tahun 1949,” kata Mardani.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid menuturkan, sejak dulu Amerika Serikat memang dikenal sebagai pendukung dan pelindung utama Israel, serta bungkam terhadap aksi teror negara yang dilakukan Israel selama bertahun-tahun.

“Dari dulu AS memang dikenal sebagai pendukung dan pelindung utama Israel, sekalipun berulang-ulang Israel lakukan teror negara, dan abaikan resolus-reolusi PBB dan hukum internaional. Ngakunya AS memerangi terorisme, tapi dengan mendukung dan melindungi biangnya teroris; Israel,” kata Hidayat melalui media sosial miliknya.

Baca juga: Ini Catatan Kelam Aksi Kejahatan Israel Pada 1949 Hingga 1981

Baca Juga:  IGRC Operasikan Rudal Jelajah Baru Berkecepatan 12 Mach

Baca juga: Kisah Haganah dan Kejahatan Israel Pada Tahun 1939-1948

Sementara itu, rakyat Amerika sudah mulai mempertanyakan kekejama Israel di Palestina. Perlahan tapi pasti, narasi pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan yang adil dan beradab oleh negara zionis tersebut mulai diguncang. Pasalnya, kekejaman Israel di Palestina mulai banyak dipertanyakan oleh rakyat Amerika.

Pekan lalu, Konsul Jenderal (Konjen) Israel di New York, Dani Dayan terpaksa harus memberikan kuliah umum di tempat kosong setelah para mahasiswa Harvard Law School walkout dari ruangan sebagai sikap protes atas Israel selama ini. Padahal, Dani berencana memberikan kuliah umum tentang keberadaan 650 ribu pemukiman Israel di wilayah yang diduduki di Tepi Barat.

Dikutip Middle East Eye, tepat ketika Dani hendak memulai pidatonya, para mahasiswa yang telah mengisi auditorium tiba-tiba berdiri sembari mengusung sebuah spanduk bertuliskan ‘Pemukiman adalah kejahatan perang’. Menurut hukum internasional, pemukiman tersebut ilegal dan dianggap sebagai kejahatan perang. Namun, pemerintah Israel bersikeras pemukiman tersebut bukanlah pelanggaran hukum. (eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,065