NUSANTARANEWS.CO – Ragam kuliner di Yogyakarta menjadi pamungkas liburan para pelancong. Salah satu kuliner pilihan favorit wisatawan adalah lotek dan gado-gado teteg di Jl. Argolubang, Baciro, Yogyakarta. Tepatnya, 500 di sisi Timur Stasium Lempuyangan yang berhadapan langsung dengan pom bensin di sebrang jalan.
Warung lotek dan gado-gado dengan porsi seabreg ini sudah populer sejak dulu. Jadi, bagi para wisatawan yang belum pernah banyak paham arah di Yogyakarta, bisa langsung mencari alamatnya di google maps. Kaum pelancong yang suka makan lotek dan gado-gado, warung yang menggunakan cobek besar ini bisa dijadikan menu penutup jalan-jalan di kota kuliner ini. Selain karena porsinya seabreg, rasanya begitu enak dan nikmat.
Posisi warung beratap seng dengan batang pohon besar dan rindang di tengahnya, membuat suasana lebih tenang dan adem. Ditambah lagi dengan sepoi angin yang sejuk dan iringan alunan musik tembang kenangan yang dimainkan oleh tiga orang, membuat acara makan-makan menjadi lebih berkesan. Khas Jogja-nya menjadi lebih terasa karenanya.
Musim libur Lebaran ini, warung yang tak pernah sepi di hari biasa, menjadi lebih ramai oleh kunjungan wisatawan. Seperti di hari Selasa siang bermendung dan sedikit meneteskan gerimis, nusantaranews.co menjadi salah satu pengunjung yang tertulis dalam antrian panjang di kasir. Sambil menikmati angin sepoi yang berseleweran memasuki ruangan, alunan lagu tembang kenangan, antri selama kurang lebih 45 menit menjadi tidak terasa.
Saking setianya, para pelanggan yang antri, menghabiskan waktu untuk saling mengobrol di meja panjang dan di lesehan. Gerimis tipis membuat suasana semakin tenang dan syahdu. Obrolan mulai berkurang, ketika lotek atau gado-gado yang menggunung diantar ke meja mereka oleh pramusaji.
Lotek dan gado-gado oleh banyak orang disebut-sebut sebagai saladnya Indonesia. Maka tak heran, bila warung yang hanya menyediakan dua menu makan yaitu lotek dan gado-gado tersebut, tidak sedikit dikunjungi oleh para turis, seperti yang terjadi ketika nusantaranews.co sambangi lokasi.
Di warung ini, untuk menikmati santapan salad ala Indonesia, pengunjung langsung masuk ke kasir yang juga sebagai tempat mengolah lotek. Selain pengunjung bisa melihat langsung cara mpenyajian lotek, pengunjung juga bisa lebih akrab dengan sang pramusaji. Ketika pengunjung memesan, si kasir atau sang juru oleh lotek akan mencatatnya pada daftar antrian sederhana di jendela sebagai pembatas dengan dapur. Siang bergerimis itu, nusantaranews.co tercatat sebagai antrian yang cukup panjang yaitu berada di urutan belasan.
Adapun menu minuman yang tersedia terdiri dari minuman panas dan dingin. Tersedia pula aneka macam juice yang bisa menjadi pelengkap santapan di warung lotek dan gado-gado yang sudah mendapat beberapa penghargaan bergensi itu.
Citarasa yang sempurna akan menyambar mulut ketika sesondok pertama sudah tersantap lidah. Bumbunya yang pas langsung meresap sempurna di antara rebusan bayam dan kacang panjang yang menjadi isian khas dari lotek di warung milik Bu Nurhaeni itu. Tambahan krupuk yang ditabur di atasnya, kriuk-kriuk renyah terasa sebagai penyempurna bumbu kacang yang telah terolah halus di sebuah cobek berukuran besar.
Cobek besar itu pulalah yang menjadi ciri khas dari Lotek Teteg Bu Nur. Menurut Bu Nur, generasi ke dua dari pemilik warung, sejak berdirinya warung ini tahun 1968, cobek sebesar itulah yang digunakan untuk membuat bumbu kacang. Cobek besar ini mampu membuat bumbu kacang sebanyak 80 porsi di kala pagi. Bila sedang ramai pelanggan maka Bu Nur tak perlu repot-repot untuk membuat bumbu kacang lagi.
Adapun ide menggunakan cobek besar berasal dari Pak Untung, pendiri warung sekaligus bapak dari Bu Nur. Cobek besar ini dipakai supaya lebih praktis dan tidak menghilangkan cita rasa dari bumbu kacang. Hal itulah yang menjadikan bumbu kacang di warung ini sangat khas, tampilannya lebih pekat dan rasanya berbeda dari lotek di tempat lain.
Pada mulanya, warung lotek ini diberi nama “Sederhana”. Selanjutnya, lantaran lokasinya berdekatan dengan teteg atau pagar rel kereta api maka pelanggan menyebutnya sebagai Warung Lotek dan Gado-gado Teteg. Jadi, nama teteg merujuk pada sebutan pintu perlintasan kereta api, kendati sekarang letaknya senyatanya tidak begitu dekat dengan pintu kereta.
Warung Lotek dan Gado-gado Teteg yang tergolong sebagai kuliner legendaris di Yogyakarta ini buka mulai jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Di musim libur lebaran, warung ini buka sejak H+1 lebaran. Dan sejak warung itu buka untuk menyambut kunjungan pelanggan dan wisatawan, langsung ramai dari pagi sampai sore. Antrian tidak pernah putus saking banyaknya pengunjung.
“Warung ini tutup sementara sejak H-5 lebaran, dan H+1 lebaran sudah buka lagi. Rame sekali, antrian tak ada putus-putusnya dari pagi sampai sore setiap hari sejak buka habis lebaran,” kata sang juru parkir yang tidak enggan menyebutkan namanya kepada nusantaranews.co. (Sulaiman)